Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) menyatakan kunjungan kerja pertama Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo ke peternakan ayam lokal sebagai bentuk kepedulian dan dukungan pemerintah untuk memanfaatkan dan mengenbangkan sumber daya genetik ternak asli negeri sendiri.
Namun langkah awal itu perlu ditindaklanjuti dalam bentuk program pengembangan yang lebih luas dalam rangka unggas lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Baca Juga: Himpuli desak Kemtan batalkan rencana impor daging bebek Malaysia
Ketua Umum Himpuli, Ade M Zulkarnain, menyampaikan apresiasi kepada Menteri Pertanian yang baru karena kerja pertamanya meninjau perkembangan usaha peternakan ayam lokal di Universitas Muhammadiyah Makassar.
“Setelah sertijab beliau langsung terbang ke Makassar adalah bukti kepedulian kepada ternak lokal,” ujarnya Ade kepada Kontan.co.id, Senin (28/10).
Menurut Ade, langkah Menteri Pertanian itu sesuai dengan amanat Undang Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang antara lain menyebutkan bahwa pembudidayaan dan pemuliaan hewan ternak harus mengoptimalkan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan pelestarian sumber daya genetik asli Indonesia.
“Setelah kunjungan tersebut perlu tindak lanjut membuat program yang lebih menyeluruh dari hulu sampai hilir tentang usaha peternakan ayam lokal,” tegasnya.
Produksi ayam lokal saat ini, lanjut Ade, memang masih kecil sekali dibandingkan dengan produksi ayam ras. Pada tahun lalu populasi ayam lokal baru sekitar 320 juta ekor. Bandingkan dengan produksi ayam ras pedaging yang mencapai lebih dari 3,6 miliar ekor.
Baca Juga: Ditjen PKH baru distribusikan ayam melalui program bekerja di September 2019
“Dengan adanya perhatian dari Menteri Pertanian, harapannya bisa melakukan percepatan program Himpuli untuk menjadikan unggas lokal tuan rumah di negeri sendiri,” dia menambahkan.
Program unggas lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian pada 2009 untuk tahap awal bisa berkontribusi 25% dari total produksi unggas nasional pada 2025. Itu artinya kontribusi unggas lokal sampai enam tahun mendatang sekitar satu miliar ekor.
Untuk mewujudkan target tersebut, Himpuli mengharapkan Kementerian Pertanian punya program yang utuk dan terukur yang diawali dengan membuat Peta Jalan (Road Map) ayam lokal.
Baca Juga: Ekspor unggas lokal ke Malaysia masih tunggu proses audit
Selain itu, juga harus dilakukan awareness dan promosi yang berkelanjutan tentang konsumsi daging ayam lokal. “Pemerintah perlu mendorong masyarakat lebih mencintai dan peduli akan produk ternak negeri sendiri.”
Langkah kongkrit lainnya adalah membangun usaha budidaya unggas di pedesaan (village poultry farming) dengan pembinaan langsung dari pemerintah dan pemetintah daerah.
“Kalau pada dua tahun terakhir penerintah punya kegiatan menbagikan ayam kepada rumah tangga miskin maka sekarang perlu diperluas dengan dukungan di sektor produksinya,” ujar Ade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News