kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APRIL Group pastikan sudah bebas dari deforestasi


Rabu, 03 Juni 2015 / 20:31 WIB
APRIL Group pastikan sudah bebas dari deforestasi
ILUSTRASI. Jelang Natal dan Tahun Baru, begini cara hemat berbelanja di akhir tahun!


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang pulp and paper, APRIL Group meluncurkan kebijakan pengelolaan hutan lestari (sustainable forest management policy/SFMP) versi 2.0 dengan menambah sejumlah indikator. Upaya ini memastikan bawhwa seluruh rantai pasok bahan baku bebas dari deforestasi alias penghilangan atau penggundulan hutan.

Presiden APRIL Group, Praveen Singhavi mengatakan ini merupakan langkah besar dalam 15 tahun petualangan kelestarian APRIL Group. Menurutnya, SFMP ini benar-benar tentang bagaimana konservasi diterapkan saat ini, bukan sekadar janji di masa mendatang.

"Kami menerapkan bebas deforestasi, konservasi, memberi manfaat secara sosial dan ekonomi bagi Indonesia, serta masa depan yang lebih lestari bagi perusahaan dan pelanggan kami," ujar Praveen, Rabu (3/6).

Menurut Praveen, dengan SMFP 2.0, APRIL grup menyetop pemanenan kayu yang bukan berasal dari tanaman sejak 15 Mei 2015. APRIL grup juga memastikan seluruh rantai pasok bahan bakunya bebas dari deforestasi serta menambah penilaian Stok Karbon Tinggi untuk memperkuat upaya konservasi yang dilakukan.

APRIL grup mengklaim telah berhasil memperoleh capaian bagus untuk program ambisius konservasi hutan seluas areal tanaman.

Saat ini luas hutan yang di konservasi mencapai 70% dari target 480.000 hektare. Penguatan SFMP juga memastikan APRIL grup akan meningkatkan pengelolaan gambut, dan lebih transparan dengan prinsip Padiatapa (Persetujuan Atas Dasar Informasi Tanpa Paksaan) dalam menjalankan kemitraan dengan masyarakat.

Penguatan SFMP itu juga diiringi dengan bergabungnya Greenpeace untuk mengawal implementasi kebijakan tersebut. Sebelumnya telah dibentuk komite penasihat parapihak (Stakeholder Advisory Commitee/SAC) yang terdiri dari Budi Wardhana (WWF Indonesia), Peter White (WBCSD), Jeff Sayer (James Cook University), Al Azhar (Lembaga Adat Melayu Riau), and Chairman Joe Lawson, yang memantau pelaksanaan kebijakan terbaru APRIL grup.

Pengkampanye hutan Greenpeace Indonesia Bustar Maitar menjelaskan langkah Greenpeace mendukung APRIL karena ada komitmen kuat dari manajemen kelompok tersebut untuk menjaga hutan alam dan mengelola hutan secara berkelanjutan. "Melihat komitmen APRIL, kami cukup optimis SFMP 2.0 ini bisa diwujudkan di lapangan," kata Bustar.

Dia bahkan menyatakan, dengan komitmen seperti yang dicanangkan APRIL grup, maka langkah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendorong pengelolaan hutan produksi lestari akan lebih mudah diwujudkan. Bustar secara khusus meminta agar pemerintah memberi dukungan bagi perusahaan yang secara progresif dalam reformasi sektor kehutanan seperti APRIL.

Global Forest Trade Network Manager WWF Indonesia, Aditya Bayunanda juga mengapresiasi kebijakan APRIL grup. Menurut dia kebijakan memutus bahan baku dari deforestasi adalah langkah besar yang diambil APRIL grup. "Bagian tersulitnya adalah implementasi. Kami ikut terlibat agar APRIL grup bisa mengimplementasikan kebijakan tersebut," katanya.

Sementara itu Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan IB Putera Parthama yang hadir mewakili Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyatakan pihaknya menyambut baik langkah APRIL grup. "Pemerintah secara adil akan mendukung langkah-langkah yang diambil dengan tetap mengawasi implementasinya," kata Putera.

Dia mendorong agar perusahaan lain bisa mengikuti langkah APRIL grup. Menurut dia, hal itu dikarenakan produk ramah lingkungan kini sudah menjadi tuntutan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×