Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Produksi PT Pertamina EP masih di bawah target Work Program and Budgeting (WP&B) sesuai yang ditetapkan oleh Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas). Pertamina EP diperkirakan baru bisa memenuhi target produksi BP Migas mulai April 2012.
Berdasarkan data BP Migas, target produksi minyak Pertamina EP seharusnya 135.000 ribu barel per hari (bph). Namun, realisasi produksi minyak anak usaha Pertamina pada Januari 2012 hanya 123.879 bph. Perolehan produksi minyak ini meleset sebesar 11.121 bph dari target semula.
"Baru pada April 2012, produksi minyak Pertamina EP bisa di atas 130.000 bph," kata Direktur Utama Pertamina EP Syamsu Alam kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Pencapaian angka produksi tersebut akan diperoleh dari Lapangan Lepas Pantai X-Ray yang kembali normal, pengeboran di Lapangan Sukowati, dan tambahan produksi dari Natuna setelah FPSO tersedia. Selain itu, Syamsu menambahkan, pihaknya akan menyelesaikan hambatan operasional dan perijinan untuk tiga sumur di region Jawa.
"Kemudian yang menjadi harapan kita adalah put on production (POP) sumur-sumur eksplorasi yang sudah ada penemuan,” ujarnya.
Saat ini, Pertamina EP sedang mengusulkan mekanisme POP ini ke BP Migas. Dari POP, perseroan berharap mendapat tambah produksi sekitar 2.500 bph. "Dari Jawa Barat 1.000 bph, dan di Sumatra Selatan 1.500 bph," rincinya. Anak usaha Pertamina ini juga akan melakukan pengeboran 24 sumur eksplorasi dan 130 sumur pengembangan sepanjang tahun ini.
Syamsu mengatakan ada beberapa kendala yang menyebabkan Pertamina EP sulit mencapai target produksi minyak. Beberapa diantaranya, karena tidak tercapainya target produksi di Lapangan Sukowati, Blok Tuban di Jawa Timur yaitu hanya 32.000 bph, dari seharusnya 36.000 bph.
Kemudian, batalnya tambahan produksi sebesar 3.000 bph dari TAC Pertamina EP – PT Pentalahan Arnebatara Natuna (PT PAN) di Natuna, akibat keterlambatan datangnya fasilitas produksi, penyimpanan dan bongkar muat terapung (floating production, storage, and offloading/FPSO). Terakhir, produksi Lapangan Poleng yang hanya mencapai 3.000 bph dari target 5.0000 bph karena masalah kompresor.
Untuk mengejar rata-rata produksi tahunan 135.000 bph, Syamsu menuturkan, pihaknya akan mendongkrak produksi bulan depan pada angka 126.000 bph.
Pertamina berencana mempercepat beberapa percepatan proyek dan perbaikan di lapangan-lapangan yang terganggu. Salah satunya perbaikan kompresor di Lapangan Poleng. “Kemudian, di Lapangan Lepas Pantai X-Ray di Wilayah Kerja Jatibarang, kami sudah lakukan pemboran lapisan baru untuk mengatasi kekurangan pasokan gas,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News