kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aprindo berharap pemerintah ambil tindakan serius dalam menanggulangi banjir


Senin, 22 Februari 2021 / 06:27 WIB
Aprindo berharap pemerintah ambil tindakan serius dalam menanggulangi banjir
ILUSTRASI. Warga mendorong sepeda motornya melintasi banjir di Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta, Sabtu (20/2/2021).


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berharap pemerintah mengambil tindakan serius untuk menanggulangi banjir. Aprindo menilai, dampak kerugian yang diakibatkan oleh banjir tidak bisa dianggap remeh.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey mengatakan, peristiwa banjir berpotensi meningkatkan risiko penularan Covid-19 di daerah terdampak, sebab penerapan protokol Covid-19 seperti jaga jarak dan lain-lain bisa menjadi lebih sulit untuk dilakukan di titik-titik pengungsian.

Di sisi lain, Roy menilai bahwa kerugian materiil yang ditimbulkan oleh peristiwa banjir juga tidak bisa dianggap remeh. Menurut catatan Roy, terdapat kurang lebih 200 gerai ritel modern stand alone milik anggota Aprindo di DKI Jakarta yang terganggu kegiatan operasionalnya lantaran ‘kemasukan’ air banjir atau setidaknya terganggu aksesnya akibat jalanan tergenang banjir.

Baca Juga: Ini kerugian yang ditanggung pengusaha logistik akibat banjir Jakarta dan sekitarnya

Dari gangguan tersebut, Aprindo menaksir adanya potensi kerugian sekitar Rp 15 miliar pada Jumat (19/2) lalu. Kerugian sejumlah Rp 12 miliar di antaranya berasal dari potensi transaksi yang hilang akibat banjir, sementara Rp 3 miliar di antaranya berasal dari potensi kerugian akibat barang-barang di toko atau pusat distribusi milik peritel yang rusak akibat terkena banjir.

“Angka ini belum termasuk angka kerugian yang dialami peritel non anggota Aprindo. Angka ini juga belum termasuk potensi kerugian untuk peritel yang ada di mall. Yang di mall belum kita hitung,” ujar Roy kepada Kontan.co.id, Minggu (21/2).

Menurut laporan anggota yang diterima Roy, sebagian genangan air yang sempat mengganggu operasional gerai-gerai ritel modern milik anggota Aprindo sudah mulai surut sejak Sabtu (20/2) lalu.

Saat ini, Roy memperkirakan sebanyak 40% gerai standalone yang sempat terdampak oleh banjir DKI Jakarta sudah bisa kembali beroperasi dan mencatatkan transaksi.

Gerai-gerai yang sudah beroperasi ini merupakan gerai-gerai yang aksesnya sempat terganggu oleh banjir, namun tokonya tidak sampai digenangi oleh air banjir tersebut.

“Yang 60% sisanya ada yang masih kebanjiran, atau masih ‘overhaul’ untuk membersihkan sisa banjir dan mengganti barang serta peralatan yang rusak. Proses ini bisa memakan waktu 2-3 hari atau bahkan seminggu, bergantung pada kerusakan yang dialami,” terang Roy.

Menyikapi kerugian yang ada, Aprindo berharap bisa mengambil sejumlah langkah. Pertama, Aprindo berharap pemerintah bisa membentuk satuan tugas atau satu komando khusus untuk penanggulangan banjir.

Aprindo menilai bahwa hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisir pembagian tugas yang kurang efisien antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah terdampak banjir.

Kedua, Aprindo berharap bahwa pemerintah bisa mengalokasikan anggaran prioritas yang akurat, transparan, dan ‘tidak dipotong-potong’ untuk penanggulangan banjir.

Ketiga, Aprindo berharap pemerintah bisa menyusun peta jalan penanggulangan banjir yang jelas dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari kementerian dan lembaga (K/L).

Baca Juga: Anak-anak bermain di genangan banjir Jakarta, Anies minta masyarakat menegur

“Memang banjir dalam setahun paling hanya 3-4 kali kita ada curah-curah hujan yang tinggi. Tapi 3-4 kali dalam setahun itu daya rusaknya besar, dampaknya kepada masyarakat juga signifikan,” imbuh Roy.

Sembari mengharapkan langkah pemerintah, anggota Aprindo berencana mengambil sejumlah langkah mitigasi untuk meminimalisir risiko kerugian dari banjir-banjir susulan ke depan.

Untuk meminimalisir risiko kerugian dalam hal kerusakan barang akibat banjir susulan misalnya, anggota Aprindo memutuskan untuk tidak membuka gerai di daerah-daerah yang dinilai memiliki drainase buruk serta  memiliki risiko banjir yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×