Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
“Yang 60% sisanya ada yang masih kebanjiran, atau masih ‘overhaul’ untuk membersihkan sisa banjir dan mengganti barang serta peralatan yang rusak. Proses ini bisa memakan waktu 2-3 hari atau bahkan seminggu, bergantung pada kerusakan yang dialami,” terang Roy.
Menyikapi kerugian yang ada, Aprindo berharap bisa mengambil sejumlah langkah. Pertama, Aprindo berharap pemerintah bisa membentuk satuan tugas atau satu komando khusus untuk penanggulangan banjir.
Aprindo menilai bahwa hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisir pembagian tugas yang kurang efisien antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah terdampak banjir.
Kedua, Aprindo berharap bahwa pemerintah bisa mengalokasikan anggaran prioritas yang akurat, transparan, dan ‘tidak dipotong-potong’ untuk penanggulangan banjir.
Ketiga, Aprindo berharap pemerintah bisa menyusun peta jalan penanggulangan banjir yang jelas dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari kementerian dan lembaga (K/L).
Baca Juga: Anak-anak bermain di genangan banjir Jakarta, Anies minta masyarakat menegur
“Memang banjir dalam setahun paling hanya 3-4 kali kita ada curah-curah hujan yang tinggi. Tapi 3-4 kali dalam setahun itu daya rusaknya besar, dampaknya kepada masyarakat juga signifikan,” imbuh Roy.
Sembari mengharapkan langkah pemerintah, anggota Aprindo berencana mengambil sejumlah langkah mitigasi untuk meminimalisir risiko kerugian dari banjir-banjir susulan ke depan.
Untuk meminimalisir risiko kerugian dalam hal kerusakan barang akibat banjir susulan misalnya, anggota Aprindo memutuskan untuk tidak membuka gerai di daerah-daerah yang dinilai memiliki drainase buruk serta memiliki risiko banjir yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News