kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aprindo bersama Sekolah Ekspor dan Bhinneka.Com persiapkan 1.000 UKM siap ekspor


Jumat, 27 November 2020 / 10:46 WIB
Aprindo bersama Sekolah Ekspor dan Bhinneka.Com persiapkan 1.000 UKM siap ekspor
Ketua APRINDO, Roy Nicholas Mandey (kiri) dan Chief of Commercial and Omni Channel Bhinneka.Com, Vensia Tjhin (kanan)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.Tantangan yang melanda Indonesia sepanjang 2020, memunculkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai salah satu pilar penting untuk pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu, penguatan UKM Indonesia membutuhkan sinergi banyak pihak. Termasuk pemerintah, pelaku industri, dan institusi terkait dalam kemitraan strategis.

Semangat ini yang diusung dalam kerja sama antara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dengan Sekolah Ekspor dan Bhinneka.Com selaku business super ecosystem (B2B) untuk mempersiapkan 1.000 UKM siap ekspor (UKM Indonesia Go Global).

Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman, yang turut disaksikan oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, pada hari ini (25/11), di Jakarta.

“Kami di Bhinneka.Com sangat bangga menjadi bagian dari inisiatif ini, bersama Sekolah Ekspor dan APRINDO mempersiapkan serta mendampingi UKM Indonesia hingga siap ekspor. Untuk mencapai tujuan ini, memang diperlukan kerja bersama semua pihak,” ucap Chief of Commercial and Omni Channel Bhinneka.Com, Vensia Tjhin dalam keterangannya, Jumat (27/11).

Baca Juga: Promo kartu kredit BCA e-Payday diskon hingga 50%, sampai 29 November

Secara konkret, program ini mengumpulkan, memberikan bimbingan dan langkah-langkah pengembangan, hingga mengantarkan UKM Indonesia agar terus tumbuh, hingga berkemampuan untuk memasarkan produknya ke luar negeri. UKM yang ikut serta akan mengikuti proses berjenjang, diawali dengan memperluas pasar secara online lewat Galeri Sekolah Ekspor yang turut diluncurkan, sampai pada akhirnya memiliki kapasitas yang cukup untuk bermain di level global.

Untuk melihat berbagai produk UKM dalam Galeri Sekolah Ekspor, dapat diakses melalui bhinneka.com/collection-galeri-sekolah-ekspor dengan para Merchant dan keragaman komoditas yang akan bertambah secara berkala.

“Tantangan yang dihadapi para pelaku UKM Indonesia cukup beragam. Mulai dari kualitas produk, sustainability untuk kelangsungan bisnis, scalability atau peningkatan ukuran bisnisnya, sampai keterampilan pengelolaan sumber daya dalam memenuhi permintaan dalam maupun luar negeri. Sehingga program ini kami harapkan bisa menjadi salah satu modul bagi para pelaku UKM yang siap maju,” jelas Ketua Komite Tetap Pengembangan Ekspor KADIN Indonesia dan Kepala Sekolah Ekspor, Handito Joewono.

Lebih lanjut disampaikan Handito, melalui kerja sama dengan Bhinneka.Com ini para calon eksportir baru dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari pembelajaran Sekolah Ekspor di awal, kemudian dapat mempersiapkan produk dengan harga dan konten marketing yang baik. Lalu dengan menjadi Merchant di Bhinneka.Com juga memperoleh akses untuk bantuan permodalan bisnis, logistik, dan sebagainya.

Baca Juga: Sebanyak 163.164 UMKM jadi penyedia barang dan jasa pemerintah

Sekolah Ekspor menggagas program akselerasi ekspor UKM dan UKM Kampus melalui program "6A6A" yaitu 6 (enam) Program Akselerasi dan 6 (enam) langkah strategis atau Arrows.

Enam Program, tepatnya 5n1 Program Akselerasi Pengembangan Ekspor UMKM yang dirancang Sekolah Ekspor:

1. Go Innovative Product

Produk zaman sekarang haruslah produk yang inovatif. Pelaku usaha kecil yang umumnya juga sekaligus mengelola dan menjalankan operasional perlu ditingkatkan kompetensi SDM melalui pelatihan secara berkelanjutan untuk bidang kompetensi utama seperti manajemen bisnis, keuangan, produksi, pemasaran dan penjualan serta teknologi untuk memacu pendayagunaan teknologi produksi dan pasca produksi dalam rangka meningkatkan daya saing produk-produk yang dihasilkan UMKM. 

2. Go International Standard Product

Produk masa kini, termasuk produk yang dihasilkan UMKM dan bahkan yang dipasarkan di pasar domestik perlu memenuhi standar internasional sehingga lebih mudah diterima pasar dan siap diekspor.

3. Go Retail

Go Retail dengan mengajak dan memfasilitasi para UMKM masuk ke pasar ritel, khususnya para peritel modern akan membuat para UMKM punya akses pasar lebih besar dan memacu para pelaku UMKM untuk membandingkan produk dan pengelolaan bisnis dibanding dengan kompetitornya, dan bisa belajar dengan apa yang dilakukan perusahaan besar yang sudah lebih dulu berdagang di toko ritel.

4. Go Digital

Go Digital dengan mendorong para UMKM memasarkan produknya di Marketplace e-commerce akan membukakan akses pasar baru dan memberi kesempatan luas bagi para UMKM untuk membandingkan produknya dengan produk sejenis dari dalam dan luar negeri sehingga akan memacu perbaikan kualitas dan daya saing produk.

5. Go Global

Bila para UMKM sudah punya produk inovatif yang memenuhi standar internasional, sudah masuk pasar ritel nasional dan Marketplace e-commerce, maka memasuki pasar global akan menjadi lebih mudah. Ekspor merupakan hasil sebuah proses berkelanjutan.

Baca Juga: Fokus garap unitlink, BNI Life targetkan pendapatan premi Rp 4,1 triliun di 2020

 6.  Go Competitive

Program UKM naik kelas atau scaling up yang selama ini sering dikumandangkan relatif belum terlihat banyak membawa hasil nyata. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk menciptakan UKM tangguh berdaya saing. UKM tangguh berdaya saing lebih sering tercipta dengan dukungan pemerintah dan para perusahaan besar melalui penyediaan arena bersaing yang terbuka dan setara.

Enam program, tepatnya The 5n1 Arrows of Export Management untuk megakselerasi ekspor produk UMKM terdiri dari yakni 1. Understanding
Berupa pemahaman pasar dan kompetisi; 2. Planning, menentukan sasaran masa depan cara mencapai sasaran tersebut. 3. Product Preparation. Menyiapkan produk unggulan yang diyakini punya daya saing lebih baik dibandingkan yang ada di pasaran.

4. Promotion and Transaction. Mengenalkan produk dan perusahaan serta membuat konsumen tertarik dan mengakselerasi terjadinya transaksi bisnis termasuk ekspor merupakan komitmen dan sekaligus hasil kerja yang perlu terus dioptimalkan termasuk dalam hal ekspor produk UMKM.

5. Shipment and Documentation. Pengiriman barang dan dokumentasi menjadi semakin mudah dengan semakin terintegrasinya perijinan dan persyaratan yang harus dilengkapi untuk ekspor. 6.  Reviewing and Continuous Improvement. 

Terus menerus melakukan evaluasi dan perbaikan akan menciptakan perbaikan berkesinambungan yang mebuar para UMKM yang berorientasi pasar lokal dan global bisa semakin berdaya saing dan meningkatkan kinerjanya.

Bila semua hal di atas, khususnya model 6A6A bisa diaplikasikan dengan baik, maka “fish with lemon” akan menjadi kenyataan. Pelaku usaha UMKM dan besar bisa “makan fish” tanpa merasa “amis dan terus segar tumbuh berkelanjutan. 

Baca Juga: Akuisisi Bakal Menjadi Tren E-commerce

“Tercatat sejauh ini, lebih dari 2.700 UKM dan UKM Kampus dari dalam negeri dan mancanegara yang mengikuti Sekolah Ekspor, dan sebagian di antaranya telah lulus Elementary Level, serta mampu melaju mengembangkan bisnisnya lebih jauh,” tambah Handito.

Dalam kiprahnya sendiri, Sekolah Ekspor memberikan pendampingan mulai dari pemilihan produk, formulasi branding, hingga kurasi komoditas yang dinyatakan layak jual di Galeri Sekolah Ekspor @ Bhinneka.Com. Pasalnya, industri ekonomi digital dan e-commerce terbukti mampu meningkat drastis terlebih selama pandemi ini. 

Sebagai gambaran, jumlah Merchant Bhinneka.Com terus meningkat hingga mencapai 30%, padahal mengingat Bhinneka.Com yang fokus ke business-to-business (B2B) dan memungkinkan para pelaku UKM untuk melayani pasar korporasi dan pemerintah yang lebih luas.

“Kami berharap ini menjadi sumbangsih kami dalam upaya nyata pemulihan ekonomi nasional, meneruskan semangat #BangkitLagi yang telah kita usung sejak pertengahan 2020 bersama para pihak yang ahli di bidangnya masing-masing,” tutup Vensia.

Selanjutnya: Hari ini, penderita paraskevidekatriaphobia mengalami ketakutan ekstrem, apa itu?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×