Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey membantah pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) yang menyebut kelangkaan MinyaKita dipasaran lantaran banyak dijual di ritel.
Ia menjelaskan bahwa MinyaKita yang diserap oleh ritel, tak lebih dari 5% dari total keseluruhan minyak goreng yang dijual di ritel modern. Sehingga tidak mungkin kelangkaan MinyaKita terjadi lantaran dijual di ritel.
"Bagaimana mungkin dibilang habis karena dijual di ritel, sementara kita cuma serap MinyaKita 2%-3% dari minyak goreng yang kita jual," kata Roy saat dijumpai di Hypermart Puri Indah, Rabu (8/2).
Baca Juga: Bahas Pasokan MinyaKita Jelang Ramadan, Badan Pangan Nasional Panggil Pelaku Usaha
Ia juga mengatakan berdasarkan persentase penjualan, 85% konsumen di ritel masih membeli minyak goreng kualitas premium, bukan MinyaKita. "Jadi kalau MinyaKita tersedia atau tidak peminatnya juga tidak maksimal," papar Roy.
Menurutnya adanya kelangkaan MinyaKita yang terjadi saat ini lantaran produsen MinyaKita yang memang tidak banyak jumlahnya. Untuk itu ia berharap dengan ditingkatkan produksi MinyaKita menjadi 450 ribu ton dapat mengatasi kelangkaan di pasar.
Sebelumnya, Menurut Zulkifli Hasan yang akrab disapa Zulhas, penyebab kelangkaan Minyakita di pasaran lantaran banyak dijual di ritel modern, serta banyak dijual secara online.
Padahal, mulanya pengadaan minyak kemasan dari pemerintah itu dimaksudkan dijual pasar tradisional. "Banyak yang mengadu, 'Pak kok minyak gorengnya enggak ada?' Kita cek, oh bener enggak ada, rupanya banyak di ritel modern dan jualan online," ujar Zulhas, Kamis (2/2).
Baca Juga: Jaga Pasokan Jelang Ramadan dan Lebaran, DMO Minyak Goreng Dinaikkan Jadi 50%
Untuk itu saat ini Zulhas melarang MinyaKita dijual di ritel modern serta di platform online. Ke depan, Minyakita hanya akan dijual di pasar tradisonal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News