kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aprobi perkirakan ekspor biodiesel 2018 sebesar 1,2 Juta ton


Minggu, 18 November 2018 / 20:59 WIB
Aprobi perkirakan ekspor biodiesel 2018 sebesar 1,2 Juta ton
ILUSTRASI. Biodiesel B20, Solar B0, dan Fame


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya industri biodiesel menjajal ekspor ke Uni Eropa berbuah manis. Hal ini terjadi setelah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menolak putusan anti dumping Uni Eropa terhadap produk biodiesel Indonesia. Keputusan ini otomatis menganulir kebijakan Uni Eropa mengenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) sekitar 42,84% terhadap ekspor biodiesel ke benua biru tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Master Parulian Tumanggor mengatakan hingga November 2018 ini, volume ekspor biodiesel ke Uni Eropa mencapai sekitar 1 juta ton. "Kami prediksi sampai akhir tahun bisa mencapai 1,2 juta ton,"ujarnya kepada kontan.co.id, Ahad (18/11).

Tumanggor mengatakan, kenaikan ekspor biodiesel ke Uni Eropa terjadi pasca Indonesia mememangkan gugatan di WTO terkait tuduhan dumping. Menurutnya, prospek eskpor biodiesel ini bakal cerah hingga tahun 2030. Artinya selama periode tersebut, Uni Eropa tidak akan mengambil kebijakan yang mempersulit ekspor biodiesel.

Meski begitu, Tumanggor enggan memprediksi apakah ekspor biodiesel bakal bertumbuh signifikan. Sebab hal ini akan ditentukan kondisi pasar biofuel. Seperti diketahui, ada sejumlah produk minyak nabati lainnya seperti bunga matahari, rapeseed dan kedelai yang menjadi bahan baku biofuel selain minyak kelapa sawit.

Ia menjelaskan, saat ini industri biodiesel bekerjasama dengan pemerintah, tengah berupaya memperluas pasar eskpor biodiesel ke sejumlah negara. Salah satunya China. Bila Negara Tembok Raksasa ini menggunakan biodiesel 5 %  (B5) saja, maka kebutuhannya bisa mencapai 9 juta ton per tahun.

Sementara itu, program biodiesel 20% (B20) dalam negeri dinilai sudah mulai lancar. Ia mengklaim, saat ini sekitar 95% proses penyaluran biodiesel ke kilang PT Pertamina sudah berjalan lancar. "Kami optimis tahun ini konsumsi biodiesel kita bisa mencpaai 5 juta ton berkat program B20 sejak September 2018 lalu,"ujarnya.

Ia melanjutkan, bila pada April 2019 nanti program B30 dapat terealisasi, maka total kebutuhan biodiesel di pasar domestik bisa tembus 9 juta ton. Ia berharap bila hal ini terealiasi, maka dapat menekan defisit perdagangan yang selama ini tengah diupayakan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×