kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aprobi perkirakan ekspor biodiesel sulit dilakukan pada awal 2020


Senin, 03 Februari 2020 / 20:48 WIB
Aprobi perkirakan ekspor biodiesel sulit dilakukan pada awal 2020
Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan di Jakarta, Senin (25/11).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) mengatakan, ekspor biodiesel akan sulit dilakukan pada awal tahun 2020 ini. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan produksi biodiesel di dalam negeri.

Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan mengatakan, saat ini kapasitas terpasang industri biodiesel di dalam negeri mencapai 12 juta kiloliter. Namun, biasanya kapasitas produksi hanya sekitar 85% atau hanya sekitar 10 juta kiloliter.

Baca Juga: Gapki catat konsumsi minyak sawit dalam negeri tumbuh 23,57% selama 2019

Sementara, Indonesia masih harus memenuhi kebutuhan biodiesel di dalam negeri yakni sekitar 9,6 juta kiloliter di tahun ini. Hal ini disebabkan program mandatori B30 yang diperkirakan akan menyerap biodiesel dalam jumlah yang besar. 

Paulus menjelaskan, memang tahun ini terdapat produsen biodiesel yang akan menambah kapasitas produksi dan yang akan membangun pabrik bioidiesel baru.

Berdasarkan data Aprobi sejauh ini, di 2020 akan terdapat tambahan kapasitas produksi sebesar 3,61 juta kiloliter dengan pengembangan yang dilakukan. Namun, tak semua pabrik tersebut bisa beroperasi di awal tahun. Ada yang selesai di April, ada yang selesai di pertengahan tahun dan akhir tahun.

Baca Juga: Ekspor minyak sawit tahun 2019 naik 4,2% jadi 36,1 juta ton, bagaimana di tahun 2020?

"Teorinya, kita tidak bisa ekspor minimum pada permulaan tahun ini. Tetapi nanti kalau sudah ada perusahaan yang bisa menambah kapasitas dan kebetulan mereka memiliki kemampuan untuk ekspor, baru mungkin bisa ekspor paling cepat di kuartal II atau III," ujar Paulus, Senin (3/2).

Penambahan kapasitas produksi tak hanya dilakukan di 2020 saja. Paulus mengatakan, investasi pun akan dilanjutkan di 2021, dimana di tahun itu terdapat penambahan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta kiloliter.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×