kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ARLI: Pemerintah harus tingkatkan budidaya rumput laut


Selasa, 13 Maret 2018 / 16:05 WIB
ARLI: Pemerintah harus tingkatkan budidaya rumput laut
ILUSTRASI. Rumput Laut di Rote, NTT


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis mengatakan, pemerintah harus terus menjaga dan meningkatkan budidaya rumput laut. Menurutnya, langkah ini bisa menguatkan perekonomian masyarakat khususnya yang berada di pesisir atau wilayah kepulauan.

“Ada rumput laut jenis tertentu yang dibudidayakan dan dikerjakan oleh masyarakat. Ini sebagai salah satu solusi pengentasan kemiskinan, dan bagaimana masyarakat menghasilkan uang dalam relatif singkat,” ujar Safari kepada kepada Kontan.co.id, Selasa (13/3).

Safari menjelaskan, saat ini potensi lahan yang bisa dijadikan tempat budidaya rumput laut masih sangat besar. Menurutnya, maksimal baru ada 30% lahan yang digunakan.

Padahal, menurut Safari, Indonesia bisa menjadi penyedia rumput laut untuk global. Pasalnya, rumput laut di Indonesia paling banyak ditujukan untuk ekspor lantaran serapan rumput laut dalam negeri masih sangat rendah yakni sekitar 20% .

Safari berpendapat, tidak menjadi masalah bila Indonesia menjadi penyedia rumput laut untuk global. Pasalnya, di Indonesia rumput laut belum menjadi komoditas pangan utama. 

Rumput laut masih digunakan sebagai bahan tambahan untuk produk makanan lain. “Rumput laut itu belum dikategorikan komoditi ketahanan pangan, sejauh ini hanya dicampur. Sementara negara lain yang menggunakan rumput laut ini sangat besar,” jelas Safari.

Safari berharap rumput laut di Indonesia jangan sampai terganggu karena kebijakan yang tidak komprehensif. Menurutnya, bila ada perusahaan besar dalam negeri yang ingin masuk bisnis rumput laut, jangan sampai kegiatan ekspor dihentikan. 

“Harus ada harmonisasi hulu dan hilir, jangan karena ada investor besar, hulunya ditekan. Seharusnya produksinya yang ditambah sehingga pasar luar negeri tidak hilang,” jelas Safari.

Catatan saja, Grup Sinar Mas sedang mempertimbangkan untuk memasuki bisnis rumput laut. Menanggapi hal ini, Safari berpendapat harus ada kejelasan dari Sinar Mas ingin masuk ke bagian hulu atau hilir serta ingin mengolah rumput laut jenis apa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×