kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.874.000   -21.000   -1,11%
  • USD/IDR 16.354   23,00   0,14%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Armindo bangun pabrik peledak berkekuatan tinggi


Rabu, 01 Februari 2012 / 08:00 WIB
Armindo bangun pabrik peledak berkekuatan tinggi
ILUSTRASI. Penelitian China, Inilah hewan pembawa virus corona yang mewabah di Wuhan. KONTAN/Daniel Prabowo/28/04/2009


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Asnil Amri

BALIKPAPAN. Tidak puas hanya berbisnis bahan peledak berkekuatan ringan (low explosive), induk usaha PT Kaltim Nitrate Indonesia, PT Armindo Prima juga merambah bisnis bahan peledak berdaya tinggi (high explosive). Rencananya Armindo akan membangun pabrik pengolahan di tahun ini di Jawa Barat atau Batam.

Menurut Chrisna Deva Priyapratama, Direktur PT Armindo Prima, pihaknya akan menanamkan investasi sekitar US$ 10 juta untuk tahap awal. Dana tersebut berasal dari kas internal perusahaan. "Dana kas kami masih sekitar US$ 40 juta, jadi masih cukup kalau untuk membiayai ekspansi tersebut," tutur Chrisna.

Rencananya, investasi awal sebesar itu akan digunakan untuk membeli tanah dan peralatan pabrik. Nantinya, kapasitas produksi pabrik akan menghasilkan sekitar 365.000 shape charge per tahun atau 1.000 shape charge per hari.

Lain dengan proses pembuatan bahan peledak low explosive, menurut Chrisna bahan baku bahan peledak high explosive masih harus diimpor dari luar negeri. Meski begitu menurut dia, prospek dari bisnis bahan peledak sangat menguntungkan. Bahkan permintaan bahan peledak high explosive bisa mencapai 2 juta per tahun. "Marjinnya bisa sampai 30% dari total omzet," kata dia.

Selain itu, permintaan bahan peledak high explosive juga masih cukup besar. Armindo mengaku, 50% omzet mereka masih disumbang dari impor bahan peledak high explosive. "Penjualan kami bisa mencapai Rp 150 miliar per tahun," kata dia. Sedangkan sisanya ditopang dari penjualan bahan peledak low explosive.

Asal tahu saja, bahan high explosive biasanya digunakan pertambangan minyak dan gas. Sedangkan bahan peledak low explosive banyak digunakan di pertambangan batubara atau emas.

Selain itu, pebisnis bahan peledak juga masih dibatasi hanya sembilan perusahaan saja. Jadi bagi perusahaan yang baru akan memulai bisnis ini memang sulit mengurus perizinan. "Bisnis ini menguntungkan tapi sangat riskan," tutur Chrisna

Namun, bagi Armindo tak cukup kalau hanya produsen bahan peledak saja. Saat ini, Armindo juga tengah menjajaki pembelian kuasa pertambangan (KP) batubara di Kalimantan Timur. "Kami sebelumnya sudah mempunyai dua KP juga di Kalimantan Timur," kata dia. Salah satu KP itu, akan produksi perdana pada Maret tahun ini. Hanya saja kapasitas produksinya cuma 10.000 ton per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×