kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asa pada Hero dan Giant


Kamis, 13 November 2014 / 07:00 WIB
Asa pada Hero dan Giant
ILUSTRASI. Pergerakan saham emiten di sektor properti diprediksi bergerak mendatar alias flat di tahun ini.


Reporter: Namira Daufina | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Peritel PT Hero Supermarket Tbk sudah menetapkan fokus ekspansi tahun depan. Meski memiliki enam merek gerai, termasuk IKEA, perusahaan itu memilih fokus menambah gerai HERO dan Giant Ekstra saja pada tahun 2015.

Alasan fokus pada dua gerai itu karena keduanya mampu mewakili dua sasaran pasar sekaligus. Jika hipermarket Giant Ekstra menyasar pasar menengah ke bawah, supermarket HERO menjaring pangsa pasar menengah ke atas.

Fokus perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode HERO itu sepertinya cukup strategis. Stephane Deutsch, Presiden Direktur Hero Supermarket membeberkan, supermarket dan hipermarket masih menjadi kontributor pendapatan terbesar hingga kinerja keuangan September 2014.

Pada paparan publik (12/11), Stephane bilang, "Sebanyak 91% pendapatan kami berasal dari sektor supermarket dan hipermarket atau yang kami sebut food retail, sedangkan 9% sisanya sumbangan dari health retail atau Guardian dan Starmart." Pencapaian pendapatan Hero Supermarket sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp 10,09 triliun.

Manajemen Hero Supermarket baru bisa membeberkan jika pilihan lokasi pembukaan HERO dan Giant Ekstra pada tahun depan ada di Pulau Jawa dan Sumatra. Sedangkan dua kota yang diincar, Manado, Sulawesi Utara dan Riau.

Sementara mengenai rencana ekspansi gerai terbarunya, yakni IKEA, Arief Istanto, Direktur Hero Supermarket tak menampik minat perusahaannya menambah gerai lagi. Namun, dia belum bisa bercerita banyak perihal rencana yang masih sebatas wacana itu.

Yang pasti, jika dibandingkan dengan gerai milik Hero Supermarket lain, biaya investasi pembangunan IKEA lebih mahal. Untuk membuka gerai pertama IKEA di Alam Sutra, Tangerang tahun ini, perusahaan itu merogoh kocek sekitar US$ 100 juta. Dana itu untuk mengakuisisi lahan, membangun, dan mendapatkan hak waralaba IKEA Swedia.

Sementara biaya untuk membangun gerai hipermarket Giant Ekstra misalnya, Hero Supermarket cukup mengeluarkan biaya Rp 20 miliar. Lantas, biaya investasi membangun Giant Express lebih kecil lagi, yakni sepertiga hingga setengah biaya investasi Giant Ekstra.

Target pendapatan

Hero Supermarket berharap, gelontoran dana jumbo menghadirkan IKEA tak akan sia-sia. Hingga kini Hero Supermarket  juga tak mau berbagi informasi perihal realisasi kontribusi maupun target kontribusi IKEA. "Coba dibayangkan sendiri ya. Pastinya pengunjung IKEA per hari itu 2.000 – 4.000 orang," elak Arief.

Arief memilih menjelaskan jika capaian kinerja hingga September 2014 kemarin dan tambahan beroperasinya IKEA bisa mendukung target Hero hingga akhir tahun. Malah, Hero Supermarket merevisi target pendapatan tahun ini yang semula Rp 12 triliun hingga tutup tahun 2014, menjadi Rp 13 triliun.

Jika target itu tercapai, artinya ada pertumbuhan pendapatan 9,24% dibandingkan pendapatan 2013 yang sebesar Rp 11,9 triliun. Lantas, tahun depan, perusahaan itu mengejar target pendapatan 13%.

Hingga akhir tahun 2014 nanti, Hero Supermarket masih memiliki pekerjaan rumah menghadirkan lima gerai Giant Ekstra dan Giant Ekspres anyar. Perinciannya, empat gerai Giant Ekstra akan hadir di Balikpapan, Lampung, Banjarmasin, Bandung. Lantas sisa satu gerai berupa Giant Express yang akan buka di Cianjur Jawa Barat. 

Sampai September 2014, Hero Supermarket mengempit 129 gerai Giant Ekspres dan 55 gerai Giant Ekstra.

Xavier Thiry, Direktur Keuangan Hero Supermarket bilang, seluruh total belanja modal tahun ini Rp 3 triliun.  Semua dana tersebut berasal dari kas internal Hero Supermarket.

Kerek harga jual 2015

Pertumbuhan jumlah gerai Hero Supermarket hingga September 2014 berbanding terbalik dengan catatan laba periode berjalan. Pada periode itu Hero mengantongi laba Rp 53,01 miliar. Nilai ini menyusut 75,76% dari laba periode sama tahun 2013 yakni Rp 218,73 miliar. 

Ada dua pos beban yang besar ikut mengurangi pendapatan perusahaan. Pertama beban pokok pendapatan serta beban administrasi dan umum. Xavier mengakui adanya tekanan biaya listrik dan upah karyawan yang besar sepanjang sembilan bulan kinerja tahun ini.

Mengenai potensi tambahan beban operasional pasca pemerintah merealisasikan harga bahan bakar minyak (BBM) nanti, Hero Supermarket optimistis bisa bertahan. Menurut Arief, dampak kenaikan harga BBM hanya akan berlangsung tiga bulan dengan tambahan kenaikan beban 1%- 2%. "Jika keadaan terus berlanjut untuk jangka panjang, kami siap mengatrol harga jual produk tahun depan setara 1% - 2% saja," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×