kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asaki apresiasi kinerja dua tahun Jokowi-Maruf Amin


Minggu, 24 Oktober 2021 / 18:59 WIB
Asaki apresiasi kinerja dua tahun Jokowi-Maruf Amin
ILUSTRASI. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengapresiasi sejumlah capaian kinerja pemerintahan Jokowi ? Ma?ruf Amin


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengapresiasi sejumlah capaian kinerja pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin yang telah berlangsung selama dua tahun.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan, pemerintah periode kedua Jokowi dianggap mampu mengendalikan pandemi Covid-19 dengan menyeimbangkan antara kebijakan di sektor kesehatan dan ekonomi.

Asaki juga berterima kasih atas perhatian dan dukungan nyata dari pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian, yang terbukti sangat pro industri dalam negeri dengan memberikan stimulus harga gas industri US$ 6 per MMBTu. Harga gas tersebut mampu meningkatkan daya saing industri keramik dalam negeri.

“Utilisasi industri keramik mampu naik ke level tertinggi sejak tahun 2015 yaitu di level 75% walau di tengah masa pandemi. Kinerja ekspor juga membaik,” kata Edy, Sabtu (23/10).

Baca Juga: Harga minyak lagi panas, industri keramik berharap tarif listrik tidak naik

Apresiasi terhadap pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin juga diberikan berkat penguatan industri dalam negeri melalui pelarangan pemanfaatan produk bahan bangunan impor untuk proyek konstruksi dan properti. Kementerian PUPR dinilai telah menerapkan kebijakan tersebut dengan baik dan diharapkan semangat yang sama menular ke Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN.

“Produk keramik nasional seharusnya menjadi prioritas utama dan kebanggaan nasional karena memiliki TKDN di atas 80%,” imbuh Edy.

Asaki tentu juga berharap program subtitusi impor 35% oleh Kemenperin di tahun 2022 dapat segera terwujud. Caranya dengan menerapkan kebijakan penetapan pelabuhan impor terbatas dan penetapan kebijakan tata niaga impor keramik.

Edy menilai, kedua kebijakan tersebut sangat dibutuhkan untuk menghadapi perdagangan yang tidak wajar yang melibatkan produk impor India dan China.

Selanjutnya: Dua tahun Jokowi-Ma'ruf Amin, pengembangan energi terbarukan masih rendah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×