Reporter: Maria Rosita | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) memprediksi omzet perusahaan waralaba pada 2012 bisa mencapai US$ 144 miliar. Nilai tersebut naik 20% dibandingkan omzet di 2011 yang sebesar US$ 120 miliar.
Pertumbuhan bisnis waralaba tahun depan didorong oleh masifnya jumlah waralaba asing yang membuka usaha di Indonesia. Beberapa waralaba asing tersebut berasal dari Amerika Serikat (AS), Malaysia dan China.
Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Wali, berpendapat, pesatnya pertumbuhan waralaba asing terdorong oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi potensi bagi pengusaha waralaba untuk berkekspansi.
Benar saja, pada 12 Desember 2011, sebanyak 16 waralaba asing asal AS bakal resmi masuk Indonesia. Itu ditandai dengan penekenan perjanjian antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Asosiasi Waralaba Internasional.
Beberapa merek waralaba AS yang bergerak di bidang kuliner yang akan menancapkan kukunya di Indonesia seperti Applebee's, Denny's, Johnny Rockets, Carvel Ice Cream, Cinnabon, Schlotzsky's dan Moe's Southwest Grill. Sedangkan waralaba yang di luar sektor makanan yaitu: Polo Tropical, Wing Zone dan Marble Slab Creamery.
Amir membocorkan, satu merek waralaba asing itu bakal membuka sekitar 50-75 gerai. Lantaran sifatnya foreign direct investment (FDI), mereka tidak berinvestasi. Sebut saja, ini ekspansi bisnis tanpa modal. Investasi yang harus mereka keluarnya hanya biaya waralaba (franchise fee) sekitar Rp 3 miliar - Rp 5 miliar.
Nantinya, rata-rata penjualan gerai waralaba ditaksir sekitar Rp 500 juta - Rp 1,2 miliar per bulan. "Keutungan bagi Indonesia sebatas sewa bangunan dan pajak," ujar dia.
Jika merek waralaba asing tersebut sudah beken, tak butuh waktu lama untuk mengeruk omzet. "Itu yang membuat omzet waralaba di Indonesia tahun depan akan membengkak," ujar Amir, Jumat (11/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News