kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asosiasi Bank Benih dan Teknologi (AB2TI) perkenalkan varietas unggul padi IF16


Rabu, 21 Agustus 2019 / 13:38 WIB
Asosiasi Bank Benih dan Teknologi (AB2TI) perkenalkan varietas unggul padi IF16
ILUSTRASI. Tim dari Pusat PVT meninjau pertanaman IF16 di Desa Kalensari, Widasari, Indramayu tgl 14 Agustus 20


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) kembali memperkenalkan varietas padi unggul IF (Indonesia Farmers) 16. Selain tahan hama penyakit seperti wereng batang cokelat, penggerak batang padi dan blast, varietas ini juga memiliki produktivitas 12 ton per hektare (ha) gabah kering panen (GKP). 

Ketua Umum AB2TI, Dwi Andreas Santosa mengatakan, varietas padi IF16 merupakan pengembangan lebih lanjut dari varietas padi IF8. Namun berbeda dengan IF8 yang rasa nasinya lebih cocok untuk masyarakat wilayah Sumatra karena pera, untuk varietas padi IF16 rasa nasinya pulen, sehingga cocok untuk masyarakat Jawa.

Baca Juga: CIPS: Lahan pertanian yang ditanami padi hibrida kurang dari 1%

Keunggulan lainnya varietas IF16 dengan varietas lainnya, umurnya genjah (pendek) yakni hanya 90 hst (hari setelah tanam) atau 104 hss (hari setelah sebar) di musim gadu dan tahan terhadap hama penyakit, seperti  penggerek batang padi, wereng batang cokelat dan blast. 

"Keunggulan yang menonjol adalah produktivitasnya cukup tinggi. Hasil ubinan terakhir mencapai 12,2 ton gabah kering panen (GKP)/ha, bahkan April lalu saat uji coba pertama sebanyak 14,06 ton/ha GKP," katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (21/8). 

Hasil ubinan hanya berasal dari 48 rumpun, seharusnya untuk luasan 2,5 m X 2,5 m jumlah rumpun yang ada untuk jarak tanam 30 cm X 30 cm sebanyak 64 rumpun. Dengan demikian potensi sesungguhnya dari benih padi IF16 sebesar 16,3 ton GKP per hektar.

Dwi Andreas mengakui, bahwa varietas padi IF16 merupakan keturunan dari IF8 yang disilangkan dengan varietas lokal dari Malang pada tanggal 14 Agustus 2014 di Sekretariat Nasional AB2TI. Penyilangan dilakukan juga antara IF8 dengan varietas lainnya. 

Setelah generasi keempat, 3.500 galur turunan disebar ke petani anggota AB2TI di 6 Kabupaten. Setelah melalui seleksi hingga 11 generasi, akhirnya didapatkan varietas IF16 yang hasilnya tertinggi dibanding galur lainnya. 

Secara genetik varietas IF16 menurut Dwi Andreas sudah cukup stabil. Berdasarkan kriteria pemulia tanaman, jika sudah mengalami seleksi selama minimal 5 generasi galur tersebut sudah stabil. IF16 memiliki jumlah anakan rata-rata 28 dan bulirnya 160 - 200 per anakan, sehingga layak untuk dikembangkan. 

Baca Juga: Musim kemarau tiba, Bulog jamin stok beras sampai akhir tahun

“Jadi kemunculan IF16 ini bukan tiba-tiba. Bahkan melalui jejaring AB2TI, kami telah menyebarkan varietas ini ke belasan kabupaten," ujarnya. 

Lahirnya IF16 sebenarnya berawal April 2019 lalu saat diselenggarakan Festival Padi di Indramayu. Sebelum kegiatan itu AB2TI mengundang jejaring di seluruh Indonesia untuk mengirimkan benih lokal unggul dari daerahnya masing-masing. 

Saat itu terkumpul 360 varietas yang diperkenalkan. Namun setelah dilakukan seleksi, terutama kemiripan antar varietas tersebut, dipilih 90 varietas yang diuji melalui “nandur bareng”.

Dwi Andreas mengungkapkan, ke-90 varietas itu lalu ditanam bersamaan di satu lokasi dan dipanen saat Festival Padi 2019 tanggal 28 – 30 April 2019. Dari 90 varietas tersebut ada tiga varietas unggul yang didapatkan dan kemudian diberinama IF16 dengan produktivitas 14,06 ton/ha, IF17 sebesar 10 ton/ha dan IF18 sebanyak 9 ton/ha.

“Karena IF16 menjadi varietas yang paling tinggi produktivitasnya, kemudian petani jejaring AB2TI di Indramayu menanam kembali varietas tersebut,” ujarnya.

Menurut Dwi Andreas, bukan hanya petani AB2TI di Indramayu saja yang tertarik menanam varietas IF16, tapi petani sekitar lainnya. Bagi petani lain, varietas IF16 dikenal dengan sebutan Ciherang Tuban karena merupakan hasil seleksi dari Tuban. 

“Dari hasil pertanaman di desa Kalensari, kecamatan Widasari menjadi pelajaran kita semua, varietas tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut”. katanya.

Baca Juga: Semester II 2019, Buyung Poetra Sembada (HOKI) Mengandalkan Pasokan Beras Luar Jawa




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×