kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CIPS: Lahan pertanian yang ditanami padi hibrida kurang dari 1%


Rabu, 07 Agustus 2019 / 09:35 WIB
CIPS: Lahan pertanian yang ditanami padi hibrida kurang dari 1%


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) meminta pemerintah mengembangkan padi hibrida. Pasalnya padi hibrida dapat meningkatkan produktivitas beras di Indonesia. 

CIPS menyebutkan, saat ini luas lahan pertanian yang ditanami padi hibrida kurang dari 1%. "Kurang dr 1% lahan ditanami padi hibrida," kata Peneliti Senior CIPS Indra Khrisnamurti, Selasa (6/8). 

Padahal, kata dia, padi hibrida memiliki keunggulan antara lain lebih tahan terhadap hama dan memberikan hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan padi hibrida yang biasa ditanam oleh petani. 

Baca Juga: Kemtan kenalkan tujuh calon varietas padi unggul

CIPS menilai, Padi hibrida memperbaiki situasi petani padi maupun konsumen beras. Bagi petani, padi hibrida berpotensi meningkatkan pendapatan bersih mereka dari sekitar Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per hektar. 

Sedangkan, konsumen mendapatkan keuntungan karena peningkatan produktivitas domestik pada akhirnya akan menurunkan harga beras dalam negeri (sekitar Rp 12.000/kg) yang saat ini sekitar dua kali lebih tinggi dibandingkan harga di pasar dunia (sekitar Rp 6.000/kg).

Sebab itu, CIPS meminta agar pemerintah mengembangkan padi hibrida, mensubsidi harga benih padi hibrida, memberikan insentif keuangan dan dan bantuan teknis kepada petani. "Pemerintah Indonesia juga perlu meningkatkan kapasitas penelitian padi hibrida di Indonesia," ujar dia.

Baca Juga: Sang Hyang Seri melirik pasar benih hibrida yang lagi naik daun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×