CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Asosiasi Bank Benih dan Teknologi (AB2TI) perkenalkan varietas unggul padi IF16


Rabu, 21 Agustus 2019 / 13:38 WIB
Asosiasi Bank Benih dan Teknologi (AB2TI) perkenalkan varietas unggul padi IF16
ILUSTRASI. Tim dari Pusat PVT meninjau pertanaman IF16 di Desa Kalensari, Widasari, Indramayu tgl 14 Agustus 20


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Aryanto, dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat saat panen IF16 juga mengakui, keunggulan varietas tersebut. Meski jumlah rumpun IF16 dalam satu ubinan hanya 48, ternyata produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan Inpari 32 yang mempunyai rumpun hingga 60. 

“Dari hasil ubinan produktivitas IF16 mencapai 12 ton/ha, padahal rata-rata di Jawa Barat hanya 5,8 ton/ha,” katanya.

Tim dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, Kementerian Pertanian juga mengunjungi lokasi penanaman IF16 pada tanggal 14 Agustus 2019 dan menyatakan kekagumannya terhadap IF16. Prof. Erizal Jamal, Kepala Pusat PVT setelah merima laporan tim yang berkunjung menyatakan “kami takjub dengan hasilnya, luar biasa”.

Baca Juga: 4 hal ini harus dipertimbangkan sebelum kembangkan pertanian di perbatasan

Kontoversi IF8

Jika dibandingkan dengan varietas IF16, maka IF8 memang berbeda, terutama dari sisi rasa. IF8 lebih cocok untuk konsumsi masyarakat Sumatera yang menyukai beras agak pera, sedangkan IF16 untuk masyarakat Jawa yang menyenangi beras pulen.

Namun demikian jika dibandingkan dengan varietas yang biasa di tanam petani yakni Ciherang, IF8 mempunyai produktivitas hampir dua kali lipat dibanding Ciherang, meski umurnya lebih panjang.

Karena kelebihan itu Dwi Andreas mengakui, varietas IF8 tersebar dengan cepat di kabupaten Aceh Utara dan kabupaten lainnya yang akhirnya menimbulkan kontroversi. 

Menurut Dwi Andreas, varietas IF8 berasal dari petani Karanganyar yang berhasil menyeleksi beberapa galur sejak tahun 2012. Sejak itu dilakukan beberapa kali pertanaman dan hasilnya relatif stabil. Kemudian tahun 2014, AB2TI melepas IF8.

Baca Juga: Pengamat: Bulog harus bisa bersaing dengan produsen beras swasta

“Sejak tahun 2014 hingga 2015, varietas IF8 ditanam petani di 13 kabupaten jejaring AB2TI di Indonesia. Hasilnya produktivitas IF8 lebih tinggi 57,36 persen dari petani sekitar,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×