kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asosiasi Batubara (APBI) waspadai penurunan permintaan di negara tujuan utama ekspor


Minggu, 26 April 2020 / 19:24 WIB
Asosiasi Batubara (APBI) waspadai penurunan permintaan di negara tujuan utama ekspor
ILUSTRASI. Pekerja menyiram batubara asal Sumatera yang akan diolah sebelum dikirim ke industri di penimbunan sementara


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memperkirakan adanya penurunan permintaan yang cukup tajam di negara-negara utama tujuan ekspor batubara Indonesia. Kondisi ini merupakan imbas dari adanya pandemi corona (covid-19) yang hingga kini masih berlangsung.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengungkapkan, kinerja produksi pertambangan batubara di Indonesia pada periode Kuartal I terbilang masih normal. Hendra menyebut, sebagian besar perusahaan berskala besar yang menjadi anggota APBI masih tetap berproduksi optimal memenuhi target sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2020.

Baca Juga: Pasar utama tertutup corona, ABM Investama (ABMM) diversifikasi ekspor batubara

"Jadi untuk sisi supply produksi, sejauh di kuartal I, ekspor kita sedikit menurun bukan karena produksi berkurang. Tapi lebih karena melemahnya demand," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Minggu (26/4).

Hendra menjelaskan, sebagai pasar ekspor utama, permintaan dan pasokan batubara di China sudah meningkat sejak bulan Maret 2020. Meski tren peningkatan konsumsi batubara di China memberikan sentimen positif, namun hal tersebut tidak otomatis membuat pasar ekspor batubara di kuartal II bakal membara.

Sebab, cadangan stockpile batubara yang melimpah di China bisa jadi akan membuat impor batubara dari Negeri Tirai Bambu itu menurun di bulan-bulan berikutnya. "Masih kami cermati masalah oversupply di China, dimana stockpile batubara mereka masih cukup besar. Sehingga bisa berdampak terhadap impor batubara mereka di bulan-bulan ke depan terutama di akhir April dan di kuartal-II," jelas Hendra.

Menurut Hendra, sekalipun konsumsi batubara di China mulai pulih lagi, namun total impor tahunan diprediksi akan turun tajam di tahun 2020 ini. Hal yang sama juga terjadi di pasar India. Selain itu, sambungnya, pasar Asia Timur seperti Korea Selatan, Jepang dan Taiwan juga ditaksir bakal anjlok lantaran tekanan ekonomi, kebijakan domestik, serta kompetisi dengan komoditas energi lainnya, khususnya gas.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) kaji dampak Covid-19 terhadap kinerja tahun ini

Berdasarkan data yang dihimpun Kontan.co.id, China dan India, serta negara Asia Timur menjadi tujuan ekspor utama batubara Indonesia. Sebagai gambaran, pada tahun lalu total ekspor emas hitam Indonesia tercatat sebesar 454,5 juta ton.

Dari jumlah itu, China mendominasi dengan 33%, disusul India dengan 27%. Sementara ekspor ke Korea Selatan sebanyak 7%, Jepang 6%, dan Taiwan sebanyak 5% dari total ekspor batubara Indonesia di tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×