kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asosiasi minta standarisasi teh impor


Senin, 21 November 2016 / 16:39 WIB
Asosiasi minta standarisasi teh impor


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Teh merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Meski demikian, Indonesia masih mengimpor teh. Sebagai gambaran, saban tahun, Indonesia mengimpor teh sekitar 15.000-16.000 ton.

Kebanyakan teh impor tersebut berbentuk bahan baku yang nantinya akan diolah kembali, atau dicampur dengan teh produksi lokal, lalu hasilnya sebagian besar diekspor ke luar negeri. Sayang, tidak semua produk olahan tersebut bisa lolos menuju pasar internasional.

Dede Kusdiman Ketua Umum Asosiasi Teh Indonesia mengatakan, tidak sedikit teh olahan Indonesia yang tidak lulus uji standar kelayakan di negara tujuan karena mengandung residu pestisida. Zat tersebut diduga terkandung dalam teh yang di impor.

"Teh yang masuk ke dalam negeri tidak dilakukan uji pestisida dan tidak juga dikenakan bea masuk. Sehingga, tidak diketahui apakah teh tersebut mengandung redisu atau tidak," kata Dede, Senin (21/11).

Makanya, untuk mencegah hal tersebut, Dede berharap, Pemerintah membuat regulasi standar produk teh impor dengan melakukan uji pestisida. Harapannya, dengan cara tersebut, ekspor teh dapat meningkat.

Doddy Edward Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan masih enggan berkometar terkait hal tersebut. " Kami akan coba untuk evaluasi apa yang akan dilakukan," katanya.

Sekadar informasi, niai ekspor teh periode kuartal III 2016 turun 17,21% year on year (yoy) menjadi US$ 86,35 juta dari US$ 104,30 juta.

Asal tahu saja, total ekspor teh dalam negeri hanya sekitar 6% dari total produksi dalam negeri yang mencapai 143.000 ton per tahun. Kebanyakan negara yang dituju adalah Malaysia, Pakistan, Australia, Jerman, Republik Rakyat Tiongkok, Amerika Serikat, Polandia, Taiwan, dan Inggris.

Menurut Doddy, penurunan ekspor dipengaruhi berkurangnya lahan teh, kualitas produksi teh, kenaikan biaya produksi, dan mesin pabrik yang belum modern. Untuk meningkatkan nilai ekspor, pemerintah akan menggenjot promosi ke pasar internasional melalui ajang pameran dan lainnya. Selain itu, dengan peningkatan mutu seperti perbaikan kemasan sehingga teh lokal dapat memeuhi selera pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×