Reporter: Leni Wandira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) menargetkan industri alat kesehatan dalam negeri tumbuh 8% pada tahun 2025. Hal ini seiring dengan harapan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) ketiga yang diadakan di Hotel Bidakara Jakarta, Ketua Umum Aspaki periode 2021-2024, Imam Subagyo, mengungkapkan bahwa sektor alat kesehatan di Indonesia diharapkan dapat sejalan dengan pencapaian ekonomi nasional.
"Kami berharap industri alat kesehatan bisa tumbuh sebesar 8% pada tahun 2025, seiring dengan optimisme pemerintah tentang prospek ekonomi tahun ini. Kami sebagai asosiasi produsen alat kesehatan dalam negeri berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ini," ujar Imam.
Munas yang dihadiri lebih dari 160 produsen alat kesehatan ini juga menjadi momentum penting bagi Aspaki, mengingat organisasi ini baru saja merayakan hampir 27 tahun berdirinya pada Agustus 2025. Aspaki kini telah beranggotakan 225 perusahaan yang 100% merupakan produsen alat kesehatan, mencakup berbagai produk mulai dari masker, jarum suntik, hospital furniture, hingga alat elektromedis.
Baca Juga: Mitra Keluarga (MIKA) Bidik Surabaya Untuk Lanjutkan Inovasi CT Scan Terbaru
Dalam laporan pertanggungjawaban pengurus Aspaki Imam Subagyo menyoroti beberapa pencapaian penting selama masa kepengurusannya, seperti promosi produk anggota melalui pameran dan forum bisnis baik di dalam negeri maupun luar negeri. Seiring dengan itu, jumlah anggota Aspaki juga meningkat signifikan dalam tiga tahun terakhir.
Strategi Aspaki untuk mencapai target pertumbuhan tersebut melibatkan penguatan kapasitas industri nasional melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan dan penelitian, serta terus memperluas jaringan bisnis dan pemasaran produk alat kesehatan dalam negeri. Aspaki juga menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih erat dengan pemerintah untuk menciptakan regulasi yang berpihak pada pengembangan industri alat kesehatan.
"Saat ini, peran pemerintah sangat penting dalam memperkuat industri alat kesehatan melalui kebijakan yang mendukung. Kami berharap dapat terus bersinergi dengan pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan industri ini," tambah Imam.
Baca Juga: Atasi Kekurangan Dokter Spesialis, Kemenkes Berangkatkan 27 Dokter ke RRT & Jepang
Selain itu, dalam Munas ini juga dihadirkan dua narasumber yang membahas isu terkini terkait industri alat kesehatan, seperti e-katalog versi 6 dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Saat ini Aspaki beranggotakan 225 industri, yang memproduksi berbagai alat kesehatan, seperti masker, jarum suntik, hospital furniture, bahan habis pakai, alat elektromedis, produk IVD (in vitro diagnostic), yang jumlah industri dan produknya terus meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan alat kesehatan.
Seluruh anggota Aspaki memiliki legalitas resmi sebagai produsen alat kesehatan, dan sebagian besar telah menerapkan dan memiliki sertifikat CPAKB (Cara Produksi Alat Kesehatan yang Baik). Sebagian diantaranya bahkan telah mengekspor berbagai produknya ke berbagai negara. Melalui berbagai program kerja yang dilakukan, Aspaki mendukung kementerian dan lembaga terkait dalam memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional.
Melalui komitmen dan berbagai program kerja yang digagas, Aspaki terus mendukung ketahanan sistem kesehatan nasional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar alat kesehatan global.
Sebagai puncak acara, Aspaki memberikan penghargaan *Aspaki PDN Heroes Award* kepada beberapa tokoh penting yang telah memberikan dukungan luar biasa terhadap perkembangan industri alat kesehatan di Indonesia, yaitu Jend. TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan RI Ir. Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Perindustrian RI Dr. (HC) Agus Gumiwang Kartasasmita.
Selanjutnya: Setengah Juta Pengguna TikTok Bergabung, Apa Itu Aplikasi RedNote?
Menarik Dibaca: 17 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menurunkan Gula Darah Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News