Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Pelumas Dalam Negeri (Aspelindo) mengakui industri pelumas mengalami tekanan yang cukup hebat di sepanjang semester I 2020. Buktinya terjadi penurunan penjualan hingga 50% year on year (yoy) di sepanjang kuartal II 2020.
Ketua Umum Aspelindo, Andria Nusa mengatakan, penurunan penjualan bervariasi di kisaran 30% sampai 50% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
"Tentunya ini berdampak pada kami, produksi dikurangi dan juga tingkat profitabilitas turun. Kami khawatir kawan kami di industri menengah ke bawah bisa bertahan atau tidak," jelasnya dalam MarkPlus Industry Roundtable edisi ke-sembilan belas via aplikasi Zoom, Jumat (26/6).
Baca Juga: Selama pandemi corona, Shell Lubricants gencar lakukan pendekatan digital ke konsumen
Andria menyebutkan saat ini umumnya industri pelumas dalam negeri berupaya minimal untuk bisa bertahan selama pandemi bergulir.
Beberapa strategi yang dilakukan antara lain dengan efisiensi, mencari partner untuk kerjasama strategis, restrukturisasi utang dan diversifikasi bisnis yang produknya masih berhubungan dengan pelumas dan otomotif.
Andria menambahkan, strategi memanfaatkan digital sudah banyak dilakukan pelaku industri pelumas semisal dengan melakukan home service delivery. Namun, volume penjualan online ini masih kecil.
Maka itu, Andria bilang. digital marketing merupakan suatu keharusan. "Meskipun volume penjualan online masih kecil kami melihat terjadi pertumbuhan tinggi," kata Andria.
Kendati sudah menyiapkan sejumlah strategi, tetap saja industri pelumas bakalan tetap minus di sepanjang tahun ini. Andria menyebut, perkiraan optimistis Aspelindo jika keadaan membaik maka industri pelumas dalam negeri hanya akan tumbuh minus 10%-20% saja.
Tetapi kalau wabah corona semakin meningkat, maka penurunannya bisa lebih tinggi lagi, bisa minus 20%-30% di sepanjang 2020.
Baca Juga: Simak! Begini pelayanan nomor pelumas terdaftar di masa new normal dari Ditjen Migas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News