kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aspermigas: Virus corona bisa beri efek negatif bagi industri migas Indonesia


Rabu, 29 Januari 2020 / 19:13 WIB
Aspermigas: Virus corona bisa beri efek negatif bagi industri migas Indonesia
ILUSTRASI. Seorang petugas sedang melakukan pengecekan saat pemindahan bbm untuk industri dari kapal ke kilang milik PT AKR Corporindo di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Jatim/Pho Carel Agus W/01/10/05/KONTAN/Difle oleh Carel.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Indonesia menilai wabah virus corona yang menjangkiti berbagai negara di dunia bisa berdampak negatif terhadap industri migas nasional.

Ketua Umum Aspermigas John Karamoy mengungkapkan, virus corona diduga akan menurunkan permintaan minyak dunia sehingga menciptakan kondisi kelebihan suplai. Hal ini mengakibatkan harga minyak mentah global turun.

Baca Juga: Pengamat: Dampak virus corona terhadap harga migas dan industri tak signifikan

Penurunan permintaan minyak mentah merupakan suatu keniscayaan. Pasalnya, wabah virus corona menyebabkan kegiatan industri dan masyarakat mengalami penurunan, terutama di China yang menjadi kawasan paling terdampak penyebaran virus tersebut.

China sendiri umumnya mengimpor sekitar 10 juta barel minyak per hari. “Akibat dari wabah virus Corona, dapat terjadi penurunan terhadap impor tersebut hingga 1 juta barel per hari tergantung dari berapa lama wabah ini terus ada,” papar dia, hari ini (29/1).

Bagi Indonesia, kondisi seperti itu akan mengakibatkan pendapatan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor hulu migas mengalami penurunan. Di lain pihak, pajak yang diterima pemerintah dari industri migas dapat meleset dari target jika kinerja perusahaan di sektor tersebut menurun.

Baca Juga: Pemerintah optimistis enam paket regulasi ini dapat dongkrak investasi

Meski begitu, menyebarnya wabah virus Corona juga berpotensi membuat biaya impor minyak mentah menjadi lebih murah lantaran harga minyak global terkoreksi.

Tak ketinggalan, John juga berpendapat, bukan mustahil keberadaan virus corona dapat membuat organisasi negara penghasil minyak atau OPEC menurunkan produksi di kemudian hari.

Sekadar catatan, harga minyak mentah dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Maret 2020 di New York Mercantille Exchange (Nymex) pada Rabu (29/1) pukul 17.20 WIB naik 0,86% ke level US$ 53,94 per barel. Akan tetapi, akibat dampak menyebarnya virus corona, dalam sepekan terakhir harga minyak WTI anjlok 4,94%.

Baca Juga: Transisi Blok Rokan, Dirut Pertamina: Kami siap tetapi tetap ikuti aturan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×