Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk optimistis kinerjanya akan terus tumbuh sepanjang tahun ini. Emiten berkode BIPI tersebut mengincar pertumbuhan pendapatan sekitar 8%-15% memasuki tahun 2020.
Sekretaris Perusahaan BIPI Kurniawati Budiman mengatakan, potensi pendapatan tersebut bisa saja diraih asalkan ada peningkatan penanganan hasil produksi batubara di pelabuhan yang dikelola perusahaan.
Asal tahu saja, BIPI merupakan perusahaan infrastruktur energi terintegrasi. Salah satu bisnis utama perusahaan ini adalah jasa sewa pelabuhan.
Baca Juga: Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) mendirikan anak perusahaan baru
Pada kuartal tiga tahun lalu, BIPI mengalami lonjakan pendapatan hingga 335% (yoy) menjadi US$ 48,07 juta. Begitu pula dengan laba bersih perusahaan yang meroket 478% (yoy) menjadi US$ 12,91 juta.
Guna mendongkrak kinerja di tahun ini, BIPI berusaha menyelesaikan proyek pelabuhan khusus batubara yang berlokasi di Kabupaten Banyu Asin, Sumatra Selatan. Saat ini, konstruksi fisik pelabuhan tersebut sudah rampung.
Baca Juga: Pacu kinerja, begini strategi Astrindo Nusantara (BIPI)
Kendati begitu, BIPI masih harus membuat jalur kereta api tambahan atau side track agar memudahkan proses pengangkutan batubara. Pembangunan ini dilakukan lantaran kendaraan tambang batubara yang akan menuju pelabuhan BIPI tidak diperbolehkan melintasi jalan raya lintas provinsi.
Catatan Kontan.co.id, manajemen BIPI membutuhkan dana sekitar Rp 26 miliar untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur tersebut. Di tahap awal, pelabuhan batubara milik BIPI nantinya akan memiliki kapasitas 5 juta ton per tahun.
Walau ada pekerjaan tambahan, Kurniawati yakin pelabuhan khusus batubara BIPI dapat beroperasi secara komersial di pertengahan tahun ini. “Sampai sekarang pengerjaan proyek pelabuhan masih sesuai target awal dan mulai beroperasi di semester kedua,” terang dia, Kamis (30/1) lalu.
Baca Juga: Astrindo Nusantara (BIPI) menyiapkan capex US$ 200 juta pada 2020
BIPI juga berencana memperbesar skala bisnisnya melalui sejumlah proyek. Menurut Kurniawati, perusahaan memiliki beberapa proyek yang direncanakan di bidang pembangkit listrik, pelabuhan khusus batubara, hingga pembangunan infrastruktur dan penambahan alat pertambangan. Sebagian besar proyek ini berada di kawasan Kalimantan.
Meski tidak dijelaskan secara detail, Kurniawati bilang proyek-proyek ini masih dalam tahap pembahasan awal sekaligus studi kelayakan atau feasibility study.
Untuk mengembangkan proyek-proyek tersebut, BIPI membutuhkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 200 juta.
Baca Juga: Astrindo Nusantara (BIPI) optimistis kinerja keuangannya tumbuh positif di 2020
Kurniawati belum membeberkan sumber dana capex BIPI secara rinci. Namun demikian, BIPI belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat guna mencari pendanaan dari pihak ketiga.
“Belum ada (aksi korporasi), tetapi perusahaan selalu berupaya untuk mengelola struktur pendanaan yang lebih efisien,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News