kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.209   -19,00   -0,12%
  • IDX 6.859   -19,46   -0,28%
  • KOMPAS100 998   -4,08   -0,41%
  • LQ45 763   -2,94   -0,38%
  • ISSI 226   -0,97   -0,43%
  • IDX30 393   -1,60   -0,40%
  • IDXHIDIV20 454   -2,06   -0,45%
  • IDX80 112   -0,42   -0,37%
  • IDXV30 114   -0,32   -0,28%
  • IDXQ30 127   -0,98   -0,77%

Atasi anomali perkebunan, Kemtan siapkan Teknologi


Kamis, 31 Maret 2016 / 16:28 WIB
Atasi anomali perkebunan, Kemtan siapkan Teknologi


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, Kementerian Pertanian (Kemtan) berupaya mengatasi anomali iklim di perkebunan. 

Salah satu caranya adalah melakukan penelitian dan penggunaan teknologi perekebunan. Mentan berharap, para pakar di Indonesia dapat menemukan solusi teknologi yang dapat mengatasi anomali cuaca di perkebunan.

"Saya berharap adanya solusi teknologi yang tepat untuk adaptasi dan mitigasi pada sub sektor perkebunan sebagai antisipasi perubahan iklim," ujar Amran dalam siaran pers, Kamis (31/3).

Selain itu, Amran mendorong agar teknologi juga dapat meningkatkan produktivitas perkebunan, terutama penggunaan benih unggul yang toleran terhadap cekaman perubahan iklim serta aplikasi dan penggunaan pupuk yang ramah lingkungan. Kemudian perlunya optimasi pemanfaatan lahan perkebunan dengan integrasi tanaman pangan dan ternak.

"Rakitan teknologi ini selain akan tetap mempertahankan kinerja perkebunan sekaligus dukungan perkebunan dalam upaya swasembada pangan dan daging," tutur Amran.

Direktur Umum Riset Perkebunan Nusantara (RPN) Teguh Wahyudi menambahkan, strategi pengembangan komoditi perkebunan bisa melalui peningkatan produktivitas dengan menerapkan berbagai ivonasi teknologi, perbaikan mutu bahan baku dan diversifikasi produk setengah jadi dan pengembangan berbagai produk atau industri hilir.

Semua langkah tersebut untuk meningkatkan permintaan di pasar domestik. Khususnya, komoditi karet, sawit, kopi, the, dan gula perlu dilakukan tambahan tindakan berupa efisiensi biaya dan divervisikasi usaha.

Kepala Pusat Penelitian Kopi dan Kakao RPN Misnawi menimpali, saat ini telah ada bibit kopi dan kakao super yang dihasilkan dari induksi akar, sehingga memiliki akar yang banyak. 

"Keunggulan bibit kopi dan kakao super tersebut tahan akan kekeringan dan mampu menyerap air walaupun air terbatas, sehingga menjadi salah satu jawaban untuk menghadapi kekeringan panjang," tutur Miskawi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×