Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis sektor telekomunikasi sepanjang tahun 2018 mengalami tantangan berat. Untuk pertama kalinya, pendapatan industri mobile telekomunikasi mengalami penurunan.
Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Ririek Adriansyah mengungkapkan, sampai akhir 2018 diperkirakan pendapatan industri mengalami penurunan 6,4%. "Laporannya memang belum keluar semua," katanya, Kamis (17/1).
Menurut Ririek, penurunan itu disebabkan karena pengguna ponsel lebih banyak mengkonsumsi data ketimbang layanan voice atau SMS. Perang tarif pada layanan data juga jadi penyebab penurunan pendapatan itu. "Dan dampak jangka pendek dari regulasi registrasi SIM card," jelasnya.
Layanan voice dan sms mengalami penurunan paling tajam. Di tahun 2018, penurunannya cukup signifikan hingga 30%. Akibat kompetisi tarif layanan data, pendapatan per megabyte juga turun 17%. Sementara akibat dari registrasi SIM card, jumlah pelanggan turun dari 306 juta pelanggan di kuartal I-2018 menjadi 286 juta di kuartal II-2018.
Kendati pelanggan kini beralih dari layanan voice dan sms ke layanan data. Konsumsi data per pelanggan di Indonesia masih jauh lebih rendah ketimbang negara tetangga. "Di Indonesia rata-rata 3,5 Gigabyte per bulan, Thailand 4 Gb per bulan, Singapura tertinggi dengan 13,1 Gb per bulan," beber Ririek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News