Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melakukan langkah mitigasi dan adaptasi dalam menghadapi El Nino.
Nopri Pitoy, Direktur Keuangan ANJT ada potensi El Nino yang bisa membawa dampak kemarau panjang yang ekstrem. Mengatasi potensi El Nino tersebut, ANJT telah mengimplementasikan penggunaan teknologi dalam melakukan adaptasi dan mitigasi.
Austindo telah mengoperasikan tiga pabrik kompos dan merencanakan pembangunan pabrik keempat. Dengan begitu, empat dari lima perkebunan ANJT dapat menerapkan program kompos yang akan membantu menjaga kelembaban tanah dari dampak kemarau panjang.
"Di samping itu, beberapa area di tiga perkebunan kami telah menerapkan inovasi fertigasi tetes (drip fertigation) yang juga dapat membantu menjaga kelembaban tanah," kata Nopri.
Baca Juga: Kinerja Austindo (ANJT) pada Kuartal I-2023 Menurun Dampak Harga Jual CPO Loyo
Nopri menegaskan apabila El Nino yang ekstrem melanda Indonesia, target pencapaian produksi Tandan Buah Segar (TBS) juga akan terpengaruh. Namun, dengan penerapan inisiatif-inisiatif yang disebutkan di atas, pihaknya berharap dampak negatif tersebut dapat diminimalkan.
"Apabila produksi TBS terpengaruh karena dampak El Nino, maka pasokan CPO ke pasar akan berkurang yang dapat berpengaruh positif terhadap harga CPO," tutur dia.
Pada tahun 2023, ANJT memproyeksikan pertumbuhan produksi CPO sekitar 10% seiring proyeksi peningkatan kinerja operasional yang lebih baik serta penerapan strategi-strategi keberlanjutan seperti program penanaman kembali.
Program tersebut dilakukan untuk mencapai profil usia pohon yang seimbang untuk mempercepat pertumbuhan di masa depan. Pihaknya juga optimis pertumbuhan CPO dapat dicapai seiring dengan prospek positif industri CPO. Selain itu, ANJT akan terus berupaya untuk mengontrol seluruh aspek-aspek internal seperti produktivitas dan efisiensi biaya guna memaksimalkan laba di tahun 2023.
Baca Juga: Industri Minyak Sawit Melandai di Awal 2023, Ini Pemicunya
Pada kuartal pertama, pendapatan ANJT tercatat sebesar US$ 50,9 juta atau lebih rendah 32,7% dibandingkan dengan kuartal I 2022. Austindo mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 3,9 juta atau mengecil 135,1% dibandingkan dengan laba bersih kuartal I 2022 sebesar US$ 11,2 juta.
Nopri mengatakan, penurunan penjualan Austrindo merupakan imbas dari penurunan harga jual rata-rata CPO dan palm kernel (PM) yang lebih rendah. Harga jual rata rata CPO turun menjadi US$ 776 per metrik ton pada kuartal I 2023, lebih rendah 27,5% dibanding US$ 1.067 per metrik ton pada kuartal I 2022.
Demikian juga harga jual rata rata PK pada kuartal I 2023 sebesar US$ 382 per metrik ton, turun 56,7% dibanding US$ 882 per metrik ton pada kuartal I 2022.
"Selain karena penurunan harga tersebut, volume penjualan CPO kami mengalami sedikit penurunan dibanding kuartal I 2022 terutama disebabkan oleh produksi dari perkebunan Papua kami yang belum maksimal karena dampak banjir dan curah hujan yang tinggi pada tahun lalu," pungkas Nopri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News