kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Australia Minati Kopi Pangalengan


Selasa, 08 September 2009 / 08:31 WIB
Australia Minati Kopi Pangalengan


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Para pecandu kopi dunia tak cuma kenal kopi luwak, kopi lampung, atau kopi toraja. Ternyata sebagian dari mereka suka menyeduh kopi asal Pangalengan, Jawa Barat. Buktinya, hingga setengah tahun ke depan sudah ada importir Australia yang memesan 90 ton kopi arabika asal daerah pegunungan di selatan Bandung itu.

Direktur Utama PT Morning Glory Coffee, Nathanael Charis, mengungkapkan hal itu kemarin (7/9). "Bulan ini saja kami menyanggupi untuk mengirimkan satu kontainer berisi 30 ton kopi arabika ke Australia," kata dia.

Morning Glory merupakan perusahaan pengolahan kopi (coffee roastery) di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini mendapatkan bahan baku kopi dari para petani di Pangalengan, Jawa Barat. Para petani di sana mengolah sekitar 1.000 hektare lahan kopi arabika produktif. Saat ini produksi mereka mencapai 20 ton per bulan, senilai kurang lebih Rp 600 juta.

Soal kualitas dan rasa, Nathanael mengklaim kopi pangalengan tak perlu disangsikan lagi. "Makanya mereka tertarik untuk membeli kopi pangalengan dan meminta kesanggupan kita mengirim satu kontainer (30 ton) per dua bulan," tandas Nathanael. "Kami sudah dapat rekomendasi ekspor dari Dinas perdagangan dan perindustrian Jawa Barat," imbuh dia.

Meski potensinya sudah jelas terlihat dari pesanan itu, Sekretaris Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia Rachim Kartabrata menyayangkan pengembangan kopi pangalengan yang terbilang minim dilakukan oleh dunia usaha dan pemerintah. "Harus ada promosi agar kopi pangalengan dikenal seperti kopi arabika asal Gayo," kata Rachim.

Rachim bilang, soal harga, kopi arabika jelas lebih mahal dibanding kopi robusta, sehingga menjadi incaran pembeli dari luar negeri. Akan tetapi, kopi arabika pangalengan belum banyak dikenal pembeli di luar negeri.

Lahan di pangalengan yang berada di ketinggian, dinilai cocok untuk menjadi area perkebunan kopi arabika. Namun, sebelum dikembangkan Rachim berharap agar pelaku yang berkepentingan di sana membuat kebijakan yang terpadu untuk penambahan lahan. "Jika produksi banyak tapi pasar tidak ada, akan sia-sia," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×