Reporter: Merlinda Riska | Editor: Amailia Putri
CIKAMPEK. Perusahaan farmasi asal Jerman, PT B.Braun Medical Indonesia membangun pabrik pertama di Cikampek, Jawa Barat. Perusahaan itu menyiapkan dana investasi hingga US$ 100 juta. Pabrik itu akan memproduksi cairan infus dan obat ijeksi.
B. Braun memiliki lahan seluas 19 hektare (ha) di Kawasan Industrial Indotaisei, Cikampek. Manogaran, Presiden Direktur B. Braun Medical Indonesia, mengatakan, pabrik farmasi itu akan dibangun dalam dua tahap.
Di tahap pertama, B. Braun Medical Indonesia akan membangun pabrik berkapasitas 75 juta unit per tahun. Luas lahan yang akan dikembangkan sekitar lima ha. "Nilai investasi yang disiapkan US$ 70 juta," ujar Manogaran, Jumat (19/7).
Di tahap kedua, Braun akan memperbesar kapasitas pabrik menjadi 150 juta unit per tahun. Manogaran bilang, sekitar 50% dari total produksi akan dipasarkan di pasar domestik. Sisanya akan dijual ke pasar internasional, seperti kawasan Asia Pasifik, Eropa, Jepang dan Australia.
Manajemen B.Braun Medical Indonesia mengklaim, pabrik pertama ini dirancang untuk menjadi pusat produksi terbesar dan tercanggih B.Braun seantero Asia Pasifik.
Berdasarkan cetak biru (blue print) yang telah dibuat, pabrik debutan ini ditargetkan sudah berproduksi mulai tahun 2015. Asal tahu saja, produk B. Braun beragam, mulai dari obat-obatan hingga alat-alat medis.
Alasan perusahaan memproduksi cairan infus di pabrik pertamanya adalah permintaan yang terus tumbuh setiap tahunnya. Menurut Manogaran, kebutuhan infus di Indonesia sekitar 100 juta botol per tahun. Sedangkan di pasar Asia Pasifik, permintaan mencapai empat miliar botol per tahun.
Perusahaan yang berbasis di Jerman itu, memproyeksikan, pada 2020 mendatang kebutuhan cairan infus di Indonesia akan menyentuh angka 200 juta botol per tahun. Nah, B. Braun menargetkan bisa menguasai sekitar 30% hingga 40% dari total pasar infus di dalam negeri.
Meinrad Lugan, Direktur B. Braun Medical Indonesia, menilai, pasar farmasi Indonesia memiliki potensi bisnis yang besar. "Dengan adanya produksi di Indonesia, kami harap harga cairan infus terjangkau dan harga bisa ditekan hingga 15%," tutur dia.
Secara global, lanjut dia, B.Braun telah memasarkan sekitar 40.000 produknya. Adapun produk-produk yang dipasarkan di Indonesia jumlahnya sekitar 2.000 produk sampai 3.000 produk. Perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 2010 itu, mengklaim telah meraup pangsa pasar farmasi 18%-20% pada 2012 di Indonesia.
Mengutip data yang termuat di situs resmi B.Braun, Sepanjang tahun lalu, secara konsolidasi B.Braun mengantongi kenaikan penjualan sebesar 9,5% menjadi € 5,04 miliar.
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) perusahaan tersebut juga meningkat. Sepanjang 2011 EBITDA B.Braun sebesar
€ 691,3 juta, dan tahun lalu naik menjadi € 757,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News