kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Badan Karantina Pertanian terapkan 5 kebijakan strategis untuk ungkit ekspor


Selasa, 24 November 2020 / 21:42 WIB
Badan Karantina Pertanian terapkan 5 kebijakan strategis untuk ungkit ekspor
ILUSTRASI. Pekerja menata sayuran sawi hasil panen yang melimpah di Tumpang, Malang, Jawa Timur, Senin (1/6/2020). Badan Karantina Pertanian terapkan 5 kebijakan strategis untuk ungkit ekspor.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Selain itu, Kementan juga mendorong peningkatan frekuensi pengiriman, peningkatan volume ekspor dan menambah negara mitra dagang melalui kerja sama perjanjian sanitary and phytosanitary (SPS) dengan negara mitra.

Ricky Subagja, Eksportir Tanaman Hias menambahkan bahwa ekspor pertanian semakin mudah dengan adanya kebijakan Badan Karantina Pertanian. Di atas lahan seluas 250 meter persegi, Ricky membudidayakan tanaman hias seperti philoderon, monstera, calathea, dan adenium. 

“Walaupun lahan saya tidak luas, tetapi saya merangkul petani lainnya. Kurang lebih ada 10 petani yang saya bina,” ujarnya. 

Ia mengatakan negara tujuan ekspor diantaranya Jerman, Kanada, Belgia, dan Amerika Serikat. Dalam satu bulan, volume ekspor mencapai 1.000-2.000 tanaman berbagai jenis. “Regulasi sangat mudah dari pemerintah. Selama ini, kita tidak menyalahi peraturan,” ujarnya. 

Baca Juga: Butuh peningkatan SDM untuk pengembangan kelapa sawit di Papua

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEM-IPB Sahara menegaskan sektor pertanian sangat Tangguh di tengah kondisi pandemi covid-19. Kendati demikian, dirinya menyarankan supaya pemerintah memperkuat seperti  dwelling time di pelabuhan. “Ini yang harus dikurangi. Lamanya waktu bongkar muat membuat tidak efisien,”tegasnya.

Terkait dengan negara tujuan ekspor, menurut Sahara diperlukan langkah preventif bagi para eksportir mendiversifikasi pasar tujuan ekspor. “Kalau ekspor hanya andalkan satu negara sama seperti menyimpan telur dalam satu keranjang. Risiko pecahnya sangat tinggi,”tutup Sahara.

Selanjutnya: Peningkatan produksi CPO di tahun depan diramal tak akan signifikan, kenapa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×