Reporter: Asih Kirana Wardani, Oginawa R Prayogo | Editor: Asih Kirana
Menurut Survei Gaji Global 2016 atau Global Salary Survey 2016 terbaru dari Robert Walters, Indonesia masih mengalamai kekurangan pasokan tenaga kerja terampil atau profesional. Akibatnya, perusahaan-perusahaan besar saling berebut dan berani memberikan iming-iming gaji tinggi untuk mendapatkan talenta terbaik. "Pasar tenaga kerja di Indonesia masih talents driven," ujar Vicky Semidang, Marketing Manager PT Robert Walters Indonesia, akhir Januari lalu.
Bagi mereka yang tidak berpindah tempat kerja, survei tersebut menyebutkan, perusahaan cenderung menaikkan gaji antara 7%–12%, atau di atas inflasi 2015 yang mencapai 3,35%.
Namun, bagi mereka yang meloncat ke perusahaan lain, jumlah gaji bisa melonjak fantastis. Pendiri sekaligus Direktur PT Headhunter Indonesia (HHI) Haryo Suryosumarto mengungkapkan, kliennya bisa menawarkan kenaikan gaji 30%–200% kepada kandidat yang jadi incaran.
Sedangkan menurut survei Robert Walters, kenaikan gaji pekerja profesional yang berpindah umumnya berkisar 20%–40%. Sementara, kenaikan gaji bagi pekerja Indonesia di luar negeri yang bersedia kembali bekerja di tanah air berkisar 20%–50%. “Bahkan lebih, jika memang posisinya sangat dibutuhkan,” kata Vicky.
Penawaran gaji yang tinggi juga berlaku bagi tenaga kerja profesional di bidang digital dan e-commerce. Kondisi ini telah berlangsung sejak tahun lalu dan akan berlanjut di tahun ini. "Kenaikan gaji untuk karyawan yang pindah ke digital business bisa mencapai 30%–70%,” ungkap Haryo.
Saat ini, kata Haryo, gaji pegawai di bisnis digital bisa melebihi gaji bankir. “Bedanya, di startup tidak ada benefit karena perusahaan baru,” ujarnya.
Nah, Anda siap jadi kutu loncat?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News