Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penurunan harga baja di awal tahun 2016 menekan kinerja PT Krakatau Steel Tbk. Meski volume penjualan bajanya naik, namun nilai pendapatan Krakatau Steel kuartal I-2016 turun. Bahkan kerugian Krakatau Steel di tiga bulan pertama tahun ini membengkak.
Merujuk laporan keuangan kuartal I-2016, penjualan KRAS tercatat US$ 311 juta, turun 11,6% ketimbang pendapatan periode yang sama tahun 2015 senilai US$ 352 juta. Adapun kerugian KRAS tercatat US$ 62,8 juta naik 46,4% ketimbang rugi kuartal I-2015 senilai US$ 42,92 juta.
Rugi kian dalam karena rugi kurs yang harus dicatat KRAS dalam tiga bulan pertama 2016 dengan nilai US$ 26,2 juta. Adapun periode yang sama tahun 2015, KRAS justru ambil untung kurs US$ 26,3 juta.
Meski secara keuangan turun, namun Iip Arief Budiman, Head of Corporate Secretary PT Krakatau Steel Tbk bilang, volume penjualan KRAS naik 32,3% di kuartal I-2016 menjadi 572.450 ton. Sementara volume penjualan periode yang sama tahun lalu tercatat 432.579 ton.
Adapun produk baja KRAS yang mencatat kenaikan di tiga bulan pertama 2016 adalah produk baja hot rolled coil (HRC), atau baja lembaran panas gulungan untuk konstruksi, kapal, konstruksi umum, dan otomotif.
"Tahun lalu, pangsa pasar HRC capai 43%," kata Iip kepada KONTAN, Selasa (2/5). Sedangkan untuk baja cold rolled coil (CRC) atau baja lembaran dingin yang umumnya untuk baja otomotif menempati urutan kedua dengan pangsa pasar 29%.
Kontribusi produk baja lainnya berasal dari penjualan baja batangan, yang mana banyak untuk pembangunan rumah atau perhotelan. Iip bilang, kapasitas produksi baja batangan terbilang masih kecil.
Ada dua jenis produk turunan baja batangan ini, yakni baja kawat gulungan dan baja profil. Pada kuartal I-2016, penjualan dua produk baja jenis ini naik masing-masing 59,8% dan 40,2%. "Baja kawat gulungan terjual 52.747 ton dan baja profil terjual 19.643 ton di kuartal I-216," terang Iip.
Selain dari bisnis baja, kontribusi penjualan KRAS juga berasal dari bisnis non baja. Namun, pada kuartal I-2016, pendapatan non baja KRAS justru turun 13,9% menjadi US$ 57,8 juta ketimbang periode yang sama tahun 2015 senilai US$ 67,1 juta.
Namun begitu, Iip menyebut saat ini manajemen Krakatau Steel tengah berupaya meningkatkan pendapatan bisnis non baja, terutama bisnis pengolahan air baku. Iip bilang akan menambah pasokan air baku industri dari 750 liter per detik menjadi 2.550 liter per detik.
"KRAS akan menyuplai air baku ke seluruh industri di Cilegon," katanya. Selain itu, KRAS akan mengembangkan dermaga kapal yang bisa menampung hingga 25 juta ton barang dengan bobot kapal maksimal 200.000 dead weigh ton (DWT).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News