kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.503   4,00   0,02%
  • IDX 7.572   87,33   1,17%
  • KOMPAS100 1.065   16,20   1,54%
  • LQ45 803   12,66   1,60%
  • ISSI 257   3,35   1,32%
  • IDX30 415   6,27   1,53%
  • IDXHIDIV20 471   5,41   1,16%
  • IDX80 120   1,76   1,48%
  • IDXV30 123   0,31   0,25%
  • IDXQ30 132   1,61   1,24%

Bakal Digarap RI-Malaysia, Bahlil Ungkap Potensi Produksi Blok East Ambalat


Kamis, 31 Juli 2025 / 15:44 WIB
Bakal Digarap RI-Malaysia, Bahlil Ungkap Potensi Produksi Blok East Ambalat
ILUSTRASI. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Kementerian ESDM mengisyaratkan potensi kerja sama pengelolaan Blok East Ambalat di wilayah perbatasan Kalimantan Utara bersama Malaysia.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengisyaratkan potensi kerja sama pengelolaan Blok East Ambalat di wilayah perbatasan Kalimantan Utara bersama Malaysia. Jika terealisasi, proyek ini diproyeksikan mampu menambah produksi minyak nasional hingga 100.000 barel setara minyak per hari (boepd).

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah Indonesia dan Malaysia tengah menjajaki model kerja sama bersama untuk mengelola wilayah yang selama ini menjadi titik tumpu sengketa perbatasan. Pengelolaan akan melibatkan BUMN dari masing-masing negara, yakni PT Pertamina (Persero) dan Petronas.

“Ambalat adalah wilayah yang hari ini kan secara politik itu masing-masing merasa mengklaim kan kira-kira begitu. Ada atau tak ada batasan-batasan.Nah jujur saya katakan bahwa situ ada potensi sumber daya minyak dan gas. Salah satu yang kita diskusikan adalah bagaimana kawasan ini kita kelola bersama untuk kebaikan bersama," kata Bahlil dalam Energi Mineral Festival, Rabu (30/7).

Meski belum final, Bahlil menyebut kajian awal tengah disusun oleh pemerintah kedua negara. Belum ada keputusan terkait metode pengelolaan, struktur kerja sama, maupun jadwal realisasi.

Baca Juga: Bahlil Beri Sinyal Blok Ambalat Dikelola Pertamina dan Petronas

Konfirmasi juga datang dari Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha Pertamina yang telah mendapat hak pengelolaan Blok East Ambalat.

Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Komersial PHE Edi Karyanto menyampaikan, saat ini PHE tengah menjajaki diskusi lanjutan dengan Petronas dan menunggu arahan dari pemerintah dan SKK Migas untuk langkah teknis selanjutnya.

"Kita juga sedang merencanakan untuk pengembangan daerah di East Ambalat, yang perbatasan dengan Malaysia. Saat ini kita juga sedang diskusi lanjut dengan pihak di Malaysia,” kata Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Komersial PHE Edi Karyanto dalam Energi Mineral Festival 2025 di Jakarta, Rabu (30/7).

Namun, PHE memastikan seluruh langkah teknis akan tetap mengacu pada arahan regulator, yakni Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).

“Ya, kalau kami sih menunggu arahan dari SKK dan Dirjen Migas ya, tapi kami operator siap sih kalau memang diperintahkan untuk eksplorasi. Kita siap untuk melaksanakan perintah itu. Karena kami punya kompetensi, baik secara teknikal maupun finansial," jelasnya.

Blok East Ambalat sendiri saat ini dikelola oleh PHE Ambalat Timur dengan status operator dan kepemilikan 100% participating interest (PI). Kontrak bagi hasil (PSC) blok ini berlaku selama 30 tahun, dengan komitmen kerja pasti senilai US$ 8,5 juta dalam tiga tahun pertama. Namun nilai ini dinilai masih sangat awal, kemungkinan hanya mencakup survei seismik 2D.

Dari sisi teknis, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Hadi Ismoyo menilai Blok Ambalat menyimpan potensi besar. Ia mengungkapkan resources di blok ini tergolong medium to high dengan kisaran cadangan 500 juta hingga 1 miliar barel setara minyak (MMBOE), dengan klasifikasi P2 dan P3 (potensial dan possible resources).

“Jika diproduksi, blok ini bisa menambah produksi sekitar 50.000 sampai 100.000 boepd bagi kedua negara. Kalau oil, bisa menyumbang 8%–10% dari produksi nasional. Kalau dibagi dua, kontribusi Indonesia sekitar 4%–5%,” jelas Hadi kepada Kontan, Kamis (31/7).

Saat ini produksi minyak nasional berada di kisaran 600.000 bopd. Oleh karena itu, kontribusi dari Ambalat akan sangat berarti dalam menjaga ketahanan energi nasional. Penyatuan data teknis dan desk study bersama antara Indonesia dan Malaysia disebut menjadi kunci untuk menentukan apakah blok ini lebih dominan minyak atau gas.

Hadi menilai inisiatif kerja sama ini patut diapresiasi. Alih-alih memperpanjang sengketa perbatasan, konversi menjadi proyek bersama dinilai lebih konstruktif.

“Ini contoh konversi dispute menjadi peluang kolaborasi yang patut didorong,” tutupnya.

Baca Juga: Pertamina Ungkap Pengembangan Lanjutan Blok East Ambalat

Selanjutnya: Lelang Pembangunan IKN Tahap II Digelar Awal Agustus 2025

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Minyak Goreng Hemat hingga 6 Agustus 2025, Ada Ekstra Diskon Rp 5.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×