kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.195   54,43   0,76%
  • KOMPAS100 1.105   10,17   0,93%
  • LQ45 876   9,53   1,10%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 447   4,91   1,11%
  • IDXHIDIV20 539   4,62   0,86%
  • IDX80 127   1,20   0,96%
  • IDXV30 134   0,42   0,31%
  • IDXQ30 149   1,27   0,86%

Bakal diminati pasar, holding panas bumi BUMN dinilai potensial masuk bursa saham


Selasa, 23 Februari 2021 / 09:53 WIB
Bakal diminati pasar, holding panas bumi BUMN dinilai potensial masuk bursa saham
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) berencana untuk melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada Semester II tahun ini. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dikabarkan menjadi salah satu entitas usaha Pertamina yang bakal melantai di bursa.

Di sisi lain, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana untuk membentuk holding panas bumi. Terdiri dari tiga perusahaan plat merah di bidang pengelolaan geothermal, PGE kabarnya bakal menjadi induk usaha dari holding tersebut.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menilai, pembentukan holding BUMN panas bumi menjadi katalis yang membawa sentimen positif di tengah rencana IPO PGE. Pembentukan holding bisa semakin meyakinkan pasar dalam keseriusan pemerintah memanfaatkan potensi panas bumi.

Apalagi, Indonesia memiliki potensi berlimpah, yang mana saat ini sebagai produsen energi panas bumi terbesar kedua di dunia. "(Pembentukan) holding menarik, saya pikir prospeknya cerah. Dengan holding kita lebih bisa mengolah potensi sumber daya alam tersebut," kata Nafan, kepada Kontan.co.id, Senin (22/2).

Pembentukan holding panas bumi akan memperkuat kemampuan perusahaan untuk menjalankan ekspansi. Lalu dengan ekspansi, kinerja fundamental perusahaan akan membaik. Pasa pun bakal semakin tertarik, terlebih dengan prestige Pertamina dan perusahaan negara dibaliknya.

Namun, Nafan memberikan catatan, penetapan harga IPO nantinya harus menarik. Dia berharap harga per lembar saham tidak terlalu mahal, sehingga dapat lebih menarik minat investor. "Mudah-mudahan penetapan harga IPO menarik, sehingga potensi oversubscribed. Kalau sudah IPO pergerakan harga sahamnya menanjak. Setelah menguat jadi investor bisa diuntungkan," ujar Nafan.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim. Menurutnya, pembentukan holding bisa membuat BUMN bersaing secara kompetitif dengan emiten-emiten di sektor energi. Khususnya dengan emiten yang memiliki portofolio bisnis energi terbarukan panas bumi.

Harga saham PGE atau holding BUMN panas bumi, kata Ibrahim, nantinya bisa merujuk pada emiten-emiten tersebut sebagai perbandingannya. "Pasar akan merespon positif, apalagi holding BUMN. Saya kira itu menjanjikan. (Harga saham emiten yang memiliki bisnis energi terbarukan) bisa menjadi acuan," kata Ibrahim.

IPO di tengah masa pemulihan ekonomi pandemi covid-19 dinilai bisa menggairahkan pasar. Ibrahim menilai, Pertamina atau BUMN panas bumi bisa mendapatkan dana segar dari IPO untuk mendanai rencana ekspansinya, sehingga tidak perlu melakukan pinjaman ke pihak ketiga.

"Listing di bursa juga tujuannya supaya ada transparansi pengelolaan. Kalau sahamnya dikuasai masyarakat, itu lebih akuntabel dan transparan," ungkap Ibrahim.

Perusahaan Panas Bumi Terbesar di Dunia

Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury mengkonfirmasi pembentukan holding panas bumi BUMN. Holding itu akan diisi oleh tiga perusahaan, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Geo Dipa Energi (Persero), dan PT PLN Geothermal.

"Kami memang memiliki rencana untuk menggabungkan aset geothermal dari ketiganya. Institusi gabungan nanti akan dimiliki bersama Pertamina, PLN dan pemerintah sehingga bisa diperoleh sinergi yang optimal," kata Pahala saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (19/2).

Dengan begitu, akan ada integrasi dari keunggulan pengembangan (drilling), transmisi energi ke pengguna, maupun dari sisi pendanaan. Lebih lanjut, Pahala mengklaim bahwa holding ini akan menjadi perusahaan dengan kepemilikan kapasitas PLTP terbesar di dunia.

"Gabungan perusahaan geothermal akan menjadi terbesar di dunia dalam installed capacity pembangkit geothermal. Ini merupakan inisiatif pengembangan baru dan terbarukan," sambung Pahala.

Sayangnya, dia belum membeberkan tahapan yang sedang berjalan dalam pembentukan holding tersebut. Pahala pun masih enggan membuka siapa induk usaha holding panas bumi BUMN ini. Yang pasti, pembahasan terkait pembentukan holding ditarget rampung tahun ini. "Iya, 2021," ungkapnya.

Dilihat dari profil perusahaan dan rencana ekspansi, PGE dalam lima tahun ke depan berencana untuk menggandakan kapasitas terpasang PLTP dari kapasitas eksisting sebesar 672 MW menjadi sekitar 1.300 MW atau (1,3 GW).

Saat ini PGE mengelola 14 Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 672 MW yang dioperasikan sendiri (own operation). Selain itu, PGE juga mempunyai 1.205 MW yang dijalankan secara joint operation contract (JOC).

Dalam situs resminya, saham PGE dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) dengan 706.204 saham (91,09%) dan PT Pertamina Pedeve Indonesia dengan 69.052 saham (8,91%). Untuk PLN Gas & Geothermal (PLN GG), pada tahun ini PLN GG berencana untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan untuk tiga PLTP. Yakni PLTP Lahendong berkapasitas 4 x 20 Megawatt (MW), PLTP Ulumbu (4 x 2,5 MW) dan PLTP Mataloko (1 x 2,5 MW).

Selain itu, PLN GG juga melakukan joint study bersama PGE dan Geo Dipa untuk mengembangkan PLTP Binary dengan total kapasitas 30 MW pada lokasi-lokasi PLTP eksisting yang berada di Lahendong, Ulubelu dan Dieng, serta eksplorasi di area Candradimuka.

Lalu untuk Geo Dipa, saat ini sedang mengerjakan sejumlah agenda ekspansi untuk menambah pemanfaatan energi panas bumi yang dikelolanya. Geo Dipa tengah fokus mengembangkan Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) eksisting di Dieng dan Patuha. 

Penambahan kapasitas pada WKP eksisting yang telah memperoleh kepastian pembelian listrik dan komitmen pendanaan, dikerjakan melalui proyek small scale 10 Megawatt (MW) di Dieng, serta proyek 2 x 55 MW Dieng unit 2 dan Patuha unit 2.

Selain di area Dieng dan Patuha yang masih memerlukan eksplorasi lanjutan, Geo Dipa juga melakukan kegiatan eksplorasi pada empat area prospek, yakni Candradimuka Dieng (Jawa Tengah), Cimanggu Patuha (Jawa Barat), Candi Umbul Telemoyo (Jawa Tengah), dan Arjuno Wilerang (Jawa Timur).

Geo Dipa juga sedang menjalankan sejumlah penugasan pemerintah, termasuk government drilling. Dalam beberapa aktivitas eksplorasi Geo Dipa terlibat sebagai Spesial Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bekerjasama dengan perusahaan di bawah Kemenkeu, yakni PT SMI dan PT PII dengan kerjasama pendanaan multilateral bank.

Kegiatan eksplorasi penugasan ini berada pada area Waesano (Manggarai Barat, NTT), Jailolo (Maluku Utara), Nage (NTT), dan Bituang (Tanah Toraja, Sulawesi Selatan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×