kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakal tambah investasi US$ 300 juta ke Gojek, pengamat sarankan Telkomsel tahan diri


Minggu, 25 April 2021 / 18:47 WIB
Bakal tambah investasi US$ 300 juta ke Gojek, pengamat sarankan Telkomsel tahan diri
ILUSTRASI. Ilustrasi gojek logo baru, Jakarta (9/9). KONTAN/Panji Indra


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan telekomunikasi pelat merah, Telkomsel mengkaji opsi untuk menambah investasi di Gojek. Pasalnya, Telkomsel masih memiliki ruang untuk berinvestasi hingga US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,37 triliun pada perusahaan ride-hailing dan pembayaran digital tersebut.

Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda menilai, rencana untuk mempercepat tambahan investasi Telkomsel itu tak lepas dari rencana merger antara Gojek dan Tokopedia. Apalagi setelah merger, kabarnya kedua perusahaan digital tersebut akan melantai di bursa saham alias menggelar Initial Public Offering (IPO).

Merger antara Tokopedia dan Gojek, imbuh Huda, akan membuat valuasi perusahaan gabungan itu melonjak drastis. Ketika IPO, harga saham perusahaan gabungan Gojek-Tokopedia ditaksir akan tinggi. "Nah, ini yang diincar investor. Telkomsel bisa saja mendapatkan keuntungan dari selisih harga ini," kata Huda saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (25/4).

Baca Juga: Tiga poros ini bakal bersaing sengit di ekosistem digital di Indonesia

Namun, Huda berpandangan bahwa Telkomsel sebaiknya menahan diri terlebih dulu, hingga proses merger Gojek dan Tokopedia benar-benar berhasil. Sehingga bisa meminimalisasi risiko adanya masalah ketika proses merger dilakukan.

"Biasanya nanti akan dipertanyakan oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) masalah merger ini. Saya rasa memang sebaiknya Telkomsel menahan dulu hingga proses merger Gojek-Tokopedia berhasil," sebut Huda.

Terlepas dari hal itu, Huda menilai tambahan investasi Telkomsel di Gojek akan membuat kompetisi konglomerasi ekonomi digital di Indonesia semakin sengit. Selain Grab yang dikabarkan akan menggelar IPO, Shopee juga semakin ekspansif dengan masuk ke bisnis layanan pesan antar makanan. 

Di sisi lain, Tokopedia merupakan pesaing utama Shopee di bisnis marketplace. "Nantinya persaingannya adalah grup Gojek-Tokped, Grab-Bukalapak-OVO, dan Shopee. Saya rasa persaingan akan semakin ketat karena ketiga konglomerasi tersebut saat ini tengah mengupayakan pendanaan untuk bersaing," sebut Huda.

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura juga memberikan catatan. Menurutnya, rencana Telkomsel untuk mempercepat tambahan investasi ke Gojek tidak mendesak. Dia bahkan meminta Telkomsel untuk mempertimbangkan kembali rencana tersebut dan menghitung lebih teliti.

Menurut Tesar, harus dilihat secara komprehensif mengenai keuntungan yang didapat Telkomsel atas investasi di Gojek. Dia juga melihat perlu ada indikator yang jelas terhadap tingkat keberhasilan integrasi layanan dan penguatan ekosistem digital yang hendak dibangun oleh keduanya.

"Mesti benar-benar jelas, manfaat mereka (Telkomsel) investasi ini untuk apa? benefit apa yang didapatkan? apakah goal yang diharapkan dalam waktu dekat atau jangka menengah? karena setiap duit yang keluar mesti ada hitungan yang jelas," ujar Tesar.

Hal lain yang perlu diperhatikan mengenai masa depan bisnis platform ridehailing dan marketplace. Tesar bilang, para investor termasuk Telkomsel juga mesti mempertimbangkan titik jenuh pasar. Termasuk mengkalkulasi tingkat pertumbuhan pengguna di tengah pemain serupa yang semakin bertambah. 

Investor juga mesti memastikan validitas valuasi dari perusahaan digital. Termasuk tingkat pengembalian modal atau Break Even Point (BEP).  "Sejatinya lihat EBITDA. Sederhananya, apakah sekarang mereka sudah BEP? dana-dana investor yang dulu apakah sudah bisa mereka kembalikan? Sekarang masih jual future valuasi, jangan sampai terpukau dengan valuasi di atas kertas," terang Tesar.

Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Utama Telkomsel, Setyanto Hantoro menjelaskan, pihaknya memiliki opsi untuk berinvestasi di Gojek sampai dengan US$ 450 juta dalam waktu 1 tahun sejak investasi  pertama dilakukan. Adapun investasi pertama Telkomsel ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) telah dilakukan pada November 2020 senilai US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,16 triliun.

Lalu, investasi US$ 300 juta berikutnya menjadi opsi bagi Telkomsel untuk mengeksekusinya dalam waktu 1 tahun sejak investasi pertama. "Sekarang kami sedang berupaya mengkaji perihal opsi US$ 300 juta tersebut untuk bisa dilakukan lebih cepat setelah melihat hasil yang positif dari kolaborasi sinergitas yang sudah dijalankan bersama sejak awal tahun 2021," kata Setyanto kepada Kontan.co.id, Kamis (22/4).

Pasca investasi pertama dari Telkomsel ke Gojek pada 2020 lalu, integrasi ekosistem telah dilakukan melalui berbagai inisiatif integrasi layanan customer-centric yang berfokus mendorong penguatan ekosistem digital di sektor UMKM dan bisnis informal.

Beberapa di antaranya meliputi integrasi Telkomsel MyAds dan DigiPOS! Aja dengan GoBiz, pemberian akses bagi lebih dari 20.000 mitra outlet/reseller Telkomsel di layanan GoShop, serta penyediaan paket data khusus bagi mitra pengemudi Gojek bernama Paket Swadaya yang dapat diakses di Aplikasi GoPartner dan MyTelkomsel. 

Selanjutnya: Telkomsel buka opsi mempercepat investasi US$ 300 juta ke Gojek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×