Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Bakrie Pipe Industries (BPI) tertarik untuk mengikuti proyek minyak dan gas bumi (migas) di Lapangan Abadi Blok masela di Laut Arafura, Maluku.
Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, Direktur Utama BPI mengklaim BPI pernah ikut dalam proyek laut dalam atau Indonesian Deep water Development (IDD) oleh PT Chevron Pacific Indonesia.
Dalam proyek tersebut, pipa baja dari BPI telah lulus kualifikasi sesuai standar kualitas dari Chevron Corporation. BPI menggelontorkan investasi sebesar US$ 4 juta dengan proses selama 2 tahun.
"Untuk proyek IDD dengan kedalaman 2.000 meter (m), BPI lulus kualifikasi. Apalagi, Masela yang hanya 100 m, BPI mungkin bisa masuk proyek tersebut," tandas Mas Wigrantoro saat ditemui di pabrik pipa baja BPI di Bekasi pada Senin (22/02).
Untuk proyek Masela ini, Mas Wigrantoro juga mengaku Shell dan Inpex Corp telah memesan 300 ton pipa baja dari BPI hanya untuk diuji kelayakannya.
"Kami optimis bisa supply pipanya, tetapi jika menang nantinya kami akan harus tunduk kepada ketentuan yang berlaku," tandasnya.
Bobby Gafur Umar, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Energi dan Migas menambahkan, pilihan menggunakan LNG darat atau gas alam cair terapung (FLNG), belum dikaji lebih dalam oleh pemerintah terkait biaya investasinya.
Padahal, kata Bobby, biaya investasi tersebut pasti akan menggunakan anggaran belanja modal atau capex
"Sementara saat ini para investor (Shell dan Inpex Corp.) sedang menunda capex sebenarnya," ujar Bobby ditempat yang sama, Senin (22/2).
Intinya, Bobby mau pemerintah harus memiliki kebijakan yang tegas terkait penggunaan manfaat untuk konten lokal benar-benar dijalankan.
"Mau onshore atau offshore, penggunaan konten lokal harus ditingkatkan, jangan semuanya apa-apa dari Jepang," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News