Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berencana mengembangkan bisnis pada pengelolaan infrastruktur sistem penyiaran televisi digital.
Direktur BTEL, Mark Robson mengatakan, pengembangan bisnis tersebut dilakukan seiring dengan transformasi sistem penyiaran televisi analog ke digital.
"BTEL telah melakukan penandatanganan perjanjian dengan salah satu televisi swasta pemilik multiplekser," kata Mark saat pemaparan publik di Bakrie Tower, Rabu (29/8). Namun sayangnya, Mark belum dapat menerangkan siapa mitra televisi swasta tersebut.
Sementara, Direktur Utama BTEL, Bismarka Kurniawan menambahkan, pasar televisi di Indonesia saat ini sangat potensial untuk siaran digital. "Menurut data kami, dari total 116 juta populasi televisi, sekitar 81% ialah flat screen yang siap mengakomodasi siaran digital, jadi pasarnya sangat besar," ucap Bismarka.
Meskipun mengaku potensial pasar siaran digital besar, Bismarka menerangkan bahwa pengembangan bisnis tersebut masih dalam kajian internal termasuk besar investasi dan pangsa pasar yang ingin dicapai.
"Sebenarnya kita juga ingin menunggu kepastian arah pemerintah, artinya bisnis siaran digital ini akan seperti apa, maka itu juga masih menjadi kajian kita untuk detailnya," tambah Bismarka.
Ia hanya menambahkan perkiraan rata-rata total investasi untuk pembangunan infrastruktur digital yang harus dikeluarkan oleh perusahaan media pemilik multiplekser yakni sekitar Rp 2,5 triliun.
Selain itu, pembangunan jumlah stasiun siaran diperkirakan menjadi tiga kali lipat atau sekitar 1.000 hingga 1.500 menara pemancar yang memerlukan pengelolaan lebih efisien.
Sementara dalam pengembangan siaran digital, Bismarka mengatakan baru ada enam zona layanan yang dikembangkan secara bertahap yakni DKI & Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh dan Sumut, serta Kalimantan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News