Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah membangun 855 base transceiver station (BTS) di daerah dengan kategori daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Adapun tekonologi BTS yag digunakan memungkinkan penggunaan layanan transmisi satelit very small aperture terminal-internet protocol (VSAT-IP). Komponen terdiri dari tower, transmisi, catu daya menggunakan solar panel.
Direktur Utama Bakti Anang Latif menjelaskan BTS itu disediakan dengan tarif sewa gratis kepada operator. “Sekitar 600 sudah disewa Telkomsel,” katanya pada Senin (26/11).
Digratiskannya tarif sewa BTS Bakti dikarenakan memang secara bisnis, wilayah-wilayah 3T dinilai tidak potensial. Anang menjelaskan, jika biaya sewa BTS itu sebesar Rp 80 juta per bulan, artinya operator harus memperoleh pendapatan lebih dari Rp 80 juta untuk menutup ongkos sewa. Tetapi di wilayah 3T, potensi pendapatannya tidak sebesar itu bagi operator.
Anang menjelaskan, pengadaan BTS Bakti menerapkan dua jenis model kerjasama. Pertama, kerjasama dengan Pemerintah Daerah. Kementerian/Lembaga, maupun instansi untuk kemudian ditindak lanjuti oleh Bakti. “Kedua, berasal dari program Komino yang seluruh proses finalisasi dilakukan Bakti,” tambahnya.
Tahun 2019, dengan menerapkan skema yang sama seperti yang dijelaskan sebelumnya, Bakti menargetkan pembangunan 5.000 BTS di wilayah 3T itu.Adapun sinyal layanan BTS Bakti sebagian besar adalah 2G. Di 2019, statusnya akan dinaikkan secara bertahap menjadi 4G.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News