kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Bakti Kominfo Targetkan 7.000 BTS di Kawasan 3T Bisa On Air pada Tahun 2024


Rabu, 05 Oktober 2022 / 21:27 WIB
Bakti Kominfo Targetkan 7.000 BTS di Kawasan 3T Bisa On Air pada Tahun 2024
ILUSTRASI. Bakti Kominfo Dorong Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi di Kawasan 3T.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - LOMBOK. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika terus menggenjot pembangunan infrastruktur akses internet dengan teknologi 4G di wilayah terdepan, terluar, tertinggal alias 3T.

Hal ini dilakukan untuk mengatasi area tanpa signal (blankspot) yang masih terdapat di sekitar 7.904 titik di seluruh Indonesia yang menjadi tanggung jawab Bakti.

“Saat ini sudah sekitar 4.321 base tranceiver station (BTS) yang sudah on air. Targetnya, sekitar 7.000 BTS yang akan on air hingga akhir 2024," kata Direktur Infrastruktur Bakti Bambang Noegroho, saat media gathering di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Rabu (5/10).

Noegroho melanjutkan, jumlah BTS yang sudah dibangun hingga saat ini sekitar 4.500 BTS. Meski belum semuanya sudah berstatus aktif. Dari jumlah tersebut sebanyak 4.321 BTS disebutnya sudah on air.

Ia menambahkan, percepatan pembangunan infrastruktur tersebut, sesuai dengan mandat Presiden Jokowi yang disampaikan pada saat rapat kabinet terbatas tanggal 3 Agustus 2020 lalu, yang salah satunya adalah untuk segera melakukan percepatan perluasan akses infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet.

Baca Juga: Bakti Kominfo Dorong UMKM di Kawasan 3T Manfaatkan Digital Marketing

“Maka Kemenkominfo sebagai Kementerian yang memiliki tugas dan fungsi di bidang komunikasi dan informatika menindaklanjuti dengan melaksanakan perencanaan program pembangunan BTS 4G Bakti di lokasi-lokasi yang belum terlayani dengan sinyal 4G,” jelas Noegroho.

Noegroho menjelaskan, hadirnya BTS 4G Bakti dapat mengisi kekosongan daerah yang tidak tercakup sinyal operator selular, karena kondisi alam atau geografi yang sulit, infrastruktur jalan dan listrik yang minim, cuaca, keamanan serta jumlah masyarakat yang sedikit.

Namun ia pun mengakui ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam membangun BTS. Salah satunya adalah pandemi covid-19 berdampak pada rencana penyelesaian pada tahun 2021.

Walaupun kini kasus corona di Indonesia sudah melandai, namun masih ada efek domino dampak pandemi yang harus dihadapi seperti membengkaknya beban pekerjaan akibat proyek pembangunan yang sempat tersendat.

Baca Juga: Centratama Telekomunikasi Indonesia (CENT) Bakal Akuisisi 397 Menara Lewat Anak Usaha

Selain itu isu distribusi dan logistik juga jadi kendala. Dimana pengiriman material ke lokasi pembangunan BTS 4G Bkti menjadi tantangan tersendiri. Pengiriman material proyek dari pusat produksi di Pulau Jawa dilakukan dengan menggunakan sarana transportasi kapal laut.

Belum lagi gangguan keamanan di sebagian daerah di propinsi Papua dan Papua Barat. Hingga tantangan dari sisi infrastruktur dan dan kondisi alam di daerah 3T.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×