kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BAKTI optimistis Palapa Ring Timur sesuai target


Sabtu, 22 Desember 2018 / 13:40 WIB
ILUSTRASI.


Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemkominfo optimistis mampu memenuhi target penyelesaian konstruksi fisik Palapa Ring Paket Timur.

Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Danny Januar, mengatakan, saat ini progres pembangunan fisik Palapa Ring Paket Timur sudah mencapai 87,03% dari target.

“Paket Timur ini paling menantang dibandingkan dua paket lain. Namun, kami optimistis dapat memenuhi target penyelesaian. Untuk itu, BAKTI proaktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memenuhi target tersebut,” katanya, Jumat, (21/12).

Danny merinci, kendala yang dihadapi dalam penggelaran kabel serat optik palapa ring di darat, banyak bersinggungan dengan proyek pembangunan infrastruktur lainnya. Ditambah adanya permasalahan keamanan di salah satu kabupaten lokasi pembangunan. 

Kemudian izin lingkungan area konservasi yang belum terbit di Laut Sawu, Selat Pantar, Taman Nasional Lorentz, dan Teluk Cendrawasih. Terakhir, keterbatasan ketersediaan penyediaan helikopter yang memiliki kemampuan external load untuk pengangkutan material tower dan microwave untuk pembangunan jaringan palapa ring di daerah pegunungan.

Seperti diketahui, Palapa Ring Timur menghubungkan 35 kabupaten-kota dari Kota Baa di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur hingga ke Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. 

Khusus untuk Papua Barat terdapat tujuh kabupaten/kota yang akan terhubung serat optik, yakni dari Terminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat hingga Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. 

“Total panjang paket ini 6.878 km terdiri dari 4.452 km jaringan laut, 2.452 km jaringan darat, dan microwave sebanyak 59 hops. Paling panjang dan menantang, sekaligus membutuhkan dana paling besar,” lanjutnya.  

Proyek Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia. 

Proyek ini pernah terhenti sejak 10 tahun lalu untuk mendapatkan struktur yang tepat untuk pelaksanaannya. Tantangan dari proyek ini adalah membangun infrastruktur jaringan serat optik nasional di daerah-daerah non-komersial demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia. 

Proyek Palapa Ring merupakan proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) pertama dalam sektor telekomunikasi dengan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau Availability Payment (AP). 

Skema Availability Payment diprakarsai oleh Kementerian Keuangan dan sumber dana Availability Payment berasal dari dana kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) atau Universal Service Obligation (USO). 

Ketika proyek Palapa Ring sukses, masyarakat dapat menikmati kecepatan akses data yang lebih merata. Saat ini, kesenjangan kecepatan pengunduhan data di Jakarta mencapai 7 megabit per detik, sedangkan di wilayah luar tengah hanya 300 kilobit per detik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×