kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ban impor ditangkal pelemahan rupiah


Senin, 13 Oktober 2014 / 10:15 WIB
Ban impor ditangkal pelemahan rupiah
Hasil Badminton Asia Championships 2023, Anthony Ginting Juara Asia.


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat mulai berdampak pada produk ban impor. Sebab, harga ban yang mereka jual di Indonesia bisa menjadi lebih mahal karena dibeli pakai dolar AS namun dijual dengan harga rupiah. 

Kondisi ini juga dirasakan oleh PT Michelin Indonesia, salah satu distributor ban impor asal Prancis. "Dampak kenaikan nilai tukar memang akan terasa pada produk ban impor. Tapi saat ini harga produk ban roda dua Michelin tidak berubah," kata Bayu Surya, Head of Sales and Marketing Motorcycle Product Line PT Michelin Indonesia, kepada KONTAN, Minggu (12/10).

Menurut Bayu, keputusan untuk menaikkan harga jual produk ban harus melalui sejumlah pertimbangan. Salah satunya terkait dengan daya beli. Ada kecenderungan jika harga naik maka daya beli konsumen akan turun, sehingga bisa berakibat pada penjualan secara keseluruhan.

Namun Bayu optimis bahwa ban roda dua Michelin tetap menjadi pilihan konsumen, karena harga yang cukup bersaing dengan produk berkualitas tinggi di kelasnya. 

"Fokus kami saat ini adalah terus meningkatkan kualitas layanan dan jaringan, sehingga akses konsumen ke produk ban roda dua Michelin akan semakin bagus," katanya.

Produsen ban dalam negeri, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) justru melihat peluang dari melemahnya rupiah. GJTL berusaha memperkuat ekspor guna mengeduk laba sebesar-besarnya. "70% produk ban kini kami ekspor," kata Arijanto Notorahardjo, General Manager Marketing GJTL. 

Untuk diketahui, selama semester I-2014 lalu, GJTL mencatat ekspor Rp 2,48 triliun atau naik 31% jika dibandingkan dengan periode yang sama 2013 yang sebesar Rp 1,89 triliun. Lonjakan ekspor tertinggi tercatat menuju ke Amerika Serikat (AS).

Soal harga jual ban, GJTL mengaku tidak menaikkan harga, dengan alasan harga bahan baku karet alam sedang turun. Namun, Arijanto bilang, kondisi berbeda tentu akan dialami distributor ban impor yang harus menaikkan harga karena terbebani oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×