Reporter: Revita Rita Rani | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pindad akan berkongsi dengan perusahaan asal Australia, Defense Teaming Center (DTC) Inc, untuk memproduksi kendaraan pertahanan berbasis teknologi. Kerjasama jangka panjang tersebut bakal meningkatkan pendapatan Pindad dari segmen pasar militer.
Pindad sudah meneken kesepakatan bisnis dengan DTC pada 16 November 2015. Tak cuma kendaraan pertahanan, Pindad dan DTC juga berpeluang membikin produk lain.
Namun, dengan alasan masih dalam tahap riset, manajemen Pindad belum mau membeberkan banyak cerita. "Kami tidak mau buru-buru menargetkan macam-macam," kata Silmy Karim, Direktur Utama PT Pindad, kepada KONTAN, Minggu (6/12).
Hingga saat ini komposisi pendapatan Pindad berimbang, baik dari segmen militer maupun non-militer. Beberapa produk untuk segmen militer yang diproduksi Pindad seperti kendaraan militer seri kendaraan taktis (rantis) 4x4 Komodo dan 6x6 Anoa. Ada juga senjata api dan amunisi. Perlu diketahui, amunisi adalah penyumbang terbesar dari pendapatan segmen militer 35%.
Sementara produk non-militer Pindad seperti mesin industri, alat berat dan bahan peledak non-militer. Hanya saja, Pindad merahasiakan nilai penjualan dari masing-masing segmen pasar tadi.
Manajemen Pindad hanya menyebutkan, target pertumbuhan pendapatan tahun 2016 sebesar 50%. Untuk memenuhi target tersebut, mereka mengandalkan penjualan amunisi kaliber besar dan panser Badak 6×6 dengan kanon 90 mm. Tak terkecuali, alat berat jenis ekskavator yang menyasar perusahaan swasta.
Selain produk-produk itu, Pindad juga akan merilis produk baru tahun 2016. Sayangnya, perusahaan itu juga merahasiakan detail produk anyar yang dimaksud.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News