Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melalui anak usaha yang bergerak di industri pembangkit listrik yaitu PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL), PT Toba Bara Sejahtra Tbk baru saja mendapat pinjaman bank sebanyak US$ 157,98 juta.
Emiten berkode saham TOBA ini memiliki 90% saham MCL. Melalui anak usaha ini, TOBA sebelumnya mengajukan permohonan pencairan pinjaman atas fasilitas kredit oleh PT Bank Mandiri Tbk pada 30 Januari silam.
MCL sebagai perusahaan yang memiliki bergerak di bidang pembangkit ini tengah menggarap pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Minahasa di Sulawesi Utara. Pembangkit ini memiliki kapasitas sebesar 2x50 mega watt.
Sekretaris Perusahaan TOBA, Elizabeth Novi Sagita Aruan mengatakan pihaknya belum dapat memberi informasi lebih lanjut mengenai pencairan pinjaman atas fasilitas kredit untuk ke depannya. Yang pasti, pendanaan ini tak hanya dari pinjaman bank. "Selain dari financing bank juga menggunakan dana perusahaan," katanya pada Kontan.co.id, Rabu (6/2).
Novi juga belum dapat mengungkapkan pembagian porsi pembiayaan untuk membangun PLTU itu. "Untuk porsinya, kami tidak bisa menjabarkan," imbuh Novi.
Sementara itu, fasilitas peminjaman dari Bank Mandiri dengan jumlah US$ 157,98 juta memiliki jangka waktu sampai dengan 21 Desember 2030. "Tujuan penggunaan dana pinjaman tersebut adalah untuk pembangunan PLTU," terang Direktur Utama TOBA, Justarina Naiborhu dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (6/2).
Dari kegiatan ini dinilai tidak akan mempengaruhi opersional yang sekarang berjalan dan secara jangka pandang akan memperkuat kondisi keuangan perusahaan tersebut.
Sekarang ini TOBA memiliki dua PLTU yang masih dalam proses pembangunan, antara lain proyek listrik Sulbagut I yang berlokasi di Gorontalo Utara dan PLTU Sulut III.
Dari catatan Kontan.co.id, PLTU Sulbagut yang berkapasitas 2x50 mega watt (mw) memiliki komposisi kepemilikan 60% PT Toba Bara Sejahtra, 20% PT Toba Sejahtera, dan 20% Shanghai Electric Power Construction. Nilai proyek PLTU ini sekitar US$ 210 juta-US$ 220 juta dan diharapkan dapat tampung di kuartal III-2020.
Sedangkan untuk PLTU Sulut III berkapasitas 2x50 mw dengan kepemilikan 90% PT Toba Bara Sejahtra kemudian 10% Sinohydro Corporation Limited. Nilai proyek sebesar US$ 205 juta-US$ 210 juta. Diharapkan selesai pada April 2021.
"Progress Sulbagut-1 sedang dalam proses konstruksi dan Sulut-3 akhir tahun lalu sudah mencapai Financial Close," pungkas Novi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News