Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Shell Indonesia akan terus menambah jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia. Selain membangun sendiri, Shell juga menawarkan kerja sama bagi masyarakat yang mau bermitra.
Head of Dealer Owned Network PT Shell Indonesia, Agung Saputra menyatakan saat ini SPBU Shell sudah mencapai 209 SPBU di mana 30 di antaranya dimiliki langsung oleh mitra.
Agung menjelaskan, untuk membangun satu SPBU model konvensional setidaknya dibutuhkan investasi sekitar Rp 6 miliar hingga Rp 10 miliar. Investasi yang besar ini membuat Shell akan menyokong dana investasi hingga 30%-50% dari dana yang dibutuhkan untuk membangun SPBU baru.
Baca Juga: Shell Indonesia Akan Terus Kembangkan SPKLU
“Untuk mendapatkan bantuan dana tersebut, konsumen atau mitra cukup berbicara dengan kita. Kalau di website ada kemitraan SPBU, mereka bisa isi datanya, lalu ada tim yang akan follow up ke mereka. Jadi langsung bisa berkomunikasi dengan Shell,” jelasnya di acara Halal Bihalal Shell Indonesia 2023 di Jakarta, Selasa (16/5).
Kedua, tim dari Shell akan mengevaluasi lokasi yang akan digunakan untuk membangun SPBU. Nominal investasi yang akan disokong oleh Shell tergantung seberapa atraktif lokasinya, jika lokasinya berada di wilayah yang unggul dan potensi volumenya besar, tentu akan semakin besar dukungan yang akan Shell berikan.
Ketiga, Mitra dealer yang mau mendapatkan bantuan tersebut tidak perlu memberikan apapun ke Shell. Sebab tim Shell akan melihat studi kelayakan atau feasibility study (FS) yang telah dibuat.
“Lokasi menarik, volume besar, kita bisa lihat dari business case yang dibuat bisa support sampai sekian persen. Lalu sisanya oleh mitra,” ujarnya.
Adapun dukungan investasi yang akan diberikan Shell Indonesia berupa peralatan, sistem IT, perlengkapan SPBU, dan terakhir brand. Jika dijumlahkan bantuan semua ini akan setara dengan 30%-50% dari total investasi yang dibutuhkan untuk membangun SPBU baru.
Jika dukungan tersebut sudah disetujui kedua belah pihak (Shell dan mitra), akan ada proses penandatanganan kontrak kerja sama selama 20 tahun, di mana 10 tahun pertama aset SPBU tersebut masih milik Shell.
Nah di 10 tahun pertama ini, sifat aset tersebut pinjam pakai. Jadi secara pembukuan, aset tersebut tetap milik Shell. Tetapi seiring berjalannya waktu akan terjadi depresiasi hingga akhirnya 10 tahun di pembukuan sudah tidak lagi tercatat.
Baca Juga: Peminat Tinggi, Banyak Pengusaha Lokal Mau Buka SPBU Shell di Daerah
“Namun secara peralatan SPBU sebenarnya bisa digunakan hingga 20 tahun,” terangnya.
Agung memastikan pada 10 tahun pertama itu, pihak mitra akan tetap mendapatkan keuntungan penuh. Jadi tidak ada uang yang harus disetorkan ke Shell. “Jadi tidak ada hubungannya, terus dia harus bayar ke kami tiap bulan ya,” ujar Agung.
Lantas jika dalam 10 tahun pertama bisnis SPBU yang dijalankan mitra gagal berjalan, Agung menjelaskan, akan ada diskusi lebih jauh antara Shell dan Mitra. Ke depannya, Agung menyatakan, Shell Indonesia akan terus mengembangkan model penawaran kerja sama SPBU baru.
“Kami belajar dari awal dan akan terus memperbaharuinya,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News