Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Shell Indonesia mengakui saat ini permintaan SPBU di wilayah lapis kedua meningkat karena animo pengusaha lokal. Shell pun akan memperluas cakupan bisnis SPBU-nya ke sana.
Head of Dealer Owned Network PT Shell Indonesia Agung Saputra mengatakan, wilayah lapis kedua ialah kota-kota yang notabene cukup besar tetapi tidak berada di Ibukota Provinsi. Jadi di kota-kota yang sudah cukup berkembang, namun ada jarak dengan ibu kota provinsi.
“Di sana tren permintaan dari pengusaha lokal untuk membuka SPBU Shell di daerahnya meningkat dalam beberapa waktu belakangan ini,” jelasnya dalam acara Halal Bihalal Shell Indonesia 2023 di Jakarta, Selasa (16/5).
Baca Juga: Terus Bertambah, SPBU Shell Indonesia Sudah Mencapai 209 SPBU
Selain itu, Shell juga banyak menerima masukan dari Kadin maupun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) daerah supaya Shell melakukan kemitraan tidak hanya di kota besar saja.
Setelah menerima masukan tersebut, Shell Indonesia mengevaluasi lokasi-lokasi di wilayah lapis dua untuk menentukan model SPBU yang cocok dengan wilayahnya, selain SPBU konvensional, SPBU model modular juga bisa menjadi pilihan.
Khusus untuk pengembangan SPBU modular ini dimulai pada awal 2019, yang kemudian berlanjut dan terus bertambah di tahun ini. “Saat ini SPBU Modular ada sekitar 9 hingga 11 SPBU,” kata Agung.
Ekspansi ke daerah wilayah lapis kedua ini juga seiring dengan rencana Shell Indonesia mengembangkan bisnis. Selain itu juga membantu pemerintah mendistribusikan BBM non-subsidi sampai ke daerah. Shell Indonesia ingin membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi pengusaha lokal untuk bermitra.
“Jadi ada satu sampai dua dealer yang dimiliki oleh koperasi, itu kemudian bermitra dengan Shell. Kami memberikan akses diskusi langsung dengan tim kami, mereview lokasi, dan asesmen bersama cocok atau tidak dibangun dan dikembangkan SPBU di sana,” ujarnya.
Selain memberikan pendampingan bagi mitra maupun calon mitra, Shell juga akan membantu menyokong bantuan investasi 30%-50% dari kebutuhan dana yang dibutuhkan dalam membuka SPBU baru. Bantuan ini berupa peralatan dan infrastruktur mendukung bisnis tersebut.
“Bantuan ini tergantung dari wilayah dan potensi di sana. Tentu semakin besar potensi bisnisnya investasi yang dibutuhkan semakin besar,” kata Agung.
Salah satu mitra SPBU Shell Indonesia, Iskandar Simarmata menceritakan pengalamannya berbisnis SPBU sejak 2015. Saat ini Iskandar telah mengoperasikan 5 SPBU Shell model konvesional dan 1 SPBU Modular.
Iskandar telah membuka 2 SPBU di Tangerang Selatan, 2 SPBU di Kota Malang, 1 SPBU di Kelapa Gading Boulevard, dan 1 SPBU Modular di Kawasan Industri Mitra Karawang.
“Kenapa nambah terus SPBU-nya? Karena kecanduan ya,” kelakarnya.
Iskandar menceritakan setelah pihak Shell menawarkannya sebagai mitra, pihaknya pun mempelajari potensi bisnisnya. Ternyata dia melihat potensi bisnis yang menjanjikan.
“Alasan mengapa tertarik bisnis SPBU Shell karena selama ini kami melihat bahwa brand Shell sudah mendunia apalagi perusahaan global juga, Shell merupakan pelopor pertama membuka SPBU swasta di Indonesia,” ujarnya.
Di sisi lain dalam sisi operasional, Shell juga menerapkan standar keamanan yang tinggi.
Selain menjual bahan bakar, Iskandar juga menambah keuntungan dengan bekerja sama dengan UMKM untuk membuka bisnisnya di area SPBU. Kemitraan yang dijalin bersama UMKM ini menggunakan sistem saling menguntungkan di mana ada kerja sama memberikan diskon atau potongan harga.
“Beli bahan bakar di tempat kami dapat potongan harga membeli makanan yang dijual di tenant,” terangnya.
Baca Juga: Perkuat Bisnis Pelumas di Indonesia, Shell Tingkatkan Kapasitas Produksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News