kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.640   3,00   0,02%
  • IDX 8.044   -17,24   -0,21%
  • KOMPAS100 1.114   -2,28   -0,20%
  • LQ45 784   -9,49   -1,20%
  • ISSI 282   1,25   0,44%
  • IDX30 411   -4,49   -1,08%
  • IDXHIDIV20 468   -6,38   -1,35%
  • IDX80 122   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 133   0,84   0,63%
  • IDXQ30 130   -1,49   -1,14%

Banjir Mengintip, Laba Bisnis Genset Kian Tipis


Senin, 09 Februari 2009 / 16:32 WIB


Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Musim hujan kembali mengguyur Jakarta. Beberapa daerah langganan banjir harus bersiap menghadapi kemungkinan banjir dan pemadaman listrik. Tak heran jika disaat seperti ini toko genset justru menuai berkah. Sayangnya, berkah tersebut makin tipis lantaran persaingan antar toko genset makin sesak.

Salah satu toko penjual genset secara online, tokogenset.com, mengaku ketiban berkah rezeki banjir kali ini. Penjualan di toko online ini naik sampai 30% dari bulan-bulan biasa. "Peningkatan ini sudah kami rasakan sejak awal tahun ketika Kelapa Gading kebanjiran," ujar Denny Djunaedi, pemilik tokogenset.com kepada KONTAN (9/2).

Biasanya, Denny hanya mampu menjual genset sebanyak sepuluh sampai 12 unit per bulan. Namun mulai awal tahun ini, penjualannya melonjak sampai 18 unit sebulan. Padahal, genset yang dijualnya bukan genset murahan.

Denny mengaku hanya menjual genset dengan ukuran 3.500 watt sampai 5.000 watt saja. Harga jualnya antara Rp 3,5 juta sampai Rp 13 juta. "Kalau yang murah dari China, kalau yang mahal buatan Honda," tukas Denny.

Uniknya, rata-rata pembelinya memilih genset merek Honda walau harganya mahal. Lantaran kualitasnya memang bagus. Sayangnya, profit margin yang didapat Denny tak sebesar harga gensetnya. "Dapat profit 5% sampai 10% sudah bagus saat ini," ujarnya.

Sebab, kini persaingan antar penjual genset makin ramai. Padahal ketika awal membuka tokonya tahun 2000, penjual genset di Jakarta belum banyak. Dus, sekarang sudah banyak orang yang bisa membeli genset dari luar negeri secara online. "Makanya saya siasati dengan membuka gerai online, agar pembeli tidak repot datang ke toko saya di Jakarta Utara," lanjut Denny.

Lain lagi cerita toko Mitra Maju di Lindeteves Trade Center (LTC), Glodok. Saat banjir datang, pesanan genset malah cenderung turun. "Ini gara-gara krisis global. Orang jadi mengerem untuk membeli genset," ujar Suhud Lee, pemilik toko Mitra Maju.

Suhud bilang, rata-rata omzet penjualan genset di Glodok anjlok sampai 40%. "Dulu pas banjir besar tahun 2007, toko ini bisa jual belasan genset per hari. Sekarang sebulan hanya laku sepuluh genset," ujar Suhud.

Tak heran jika antar toko di LTC saling berebut pembeli. Bahkan selisih harga Rp 100.000 saja pembeli bisa berpindah. "Bisa dikatakan kami ini perang harga sampai keuntungan paling minim," ujar Suhud.

Di tokonya, Suhud menjual aneka genset mulai ukuran 1.000 watt sampai 120 KVA. Harganya mulai Rp 1,3 juta sampai ratusan juta per unit. Yang paling laku adalah genset Tasco besutan China dengan ukuran 2.000 watt di harga Rp 2 juta. "Rata-rata pembeli toko kami adalah segmen rumah tangga," pungkas Suhud.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×