Reporter: Adi Wikanto, Asnil Bambani Amri, Djumyati Partawidjaja, Lidya Yuniartha | Editor: Adi Wikanto
Distribusi terhambat
Tak hanya wilayah yang dekat Pantai Utara, lokasi lain di Semarang juga banyak yang sering terkena banjir. Salah satunya dirasakan pemilik rumah produksi Super Roti di jalan Batursari, Sawah Besar, Gayamsari, Kota Semarang.
Usaha yang telah dirintis Ismiyati (48), sering terkena dampak bencana lantaran akses jalan banjir. Tak jarang, kegiatan produksi terhenti karena menjadi lokasi pengungsian masyarakat sekitar.
"Seringnya distribusinya tersendat. Tapi pada Januari 2023 itukan banjir banget sampai satu minggu. Jadi sampai nggak bisa jualan, jadi libur," ucap Ismiati saat dihubungi wartawan Kamal, Senin (14/9/2024) lalu.
Ismiati memulai bisnis Super Roti sejak tahun 2011 saat suaminya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Ismiati pun rela melepaskan pekerjaannya sebagai manajer di salah satu dealer sepeda motor di Kota Semarang, Jawa Tengah untuk mengembangkan bisnis kecil tersebut.
Puncaknya, pada tahun 2015-2016, rumah produksi Super Roti membuat trobosan baru dengan menu roti berbahan dasar bekatul. Produk makanan ini ternyata laris. Bahkan, Ismiyati baru-baru ini di undang ke Prancis mendapatkan penghargaan Saf Instant Birthday Bread Challenge berkat kegigihannya. "Sekarang saya punya pekerja 18 orang, ada yang dari warga sekitar, terus dari Batang, Temanggung dan lainya," ucapnya kondisinya saat ini.
Kini, Super Roti memiliki omzet sekitar Rp 4 juta per hari. Meski berada di daerah rawan banjir, Ismiati belum ada rencana memindahkan lokasi usaha. Tentu akan butuh modal besar jika harus pindah lokasi usaha.
Tonton: Ada Perang Saudara, Bagaimana Nasib Ribuan WNI Di Suriah?
Sektor Pariwisata terganggu
Banjir dan rob tidak hanya merugikan industri manufaktur dan industri kecil. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Semaranng, Arnaz Agung Andrarasmara menilai, bencana banjir menyebabkan kerugian besar bagi seluruh pelaku industri, baik pengusaha maupun pekerja. "Produktivitas jelas turun akibat banjir," ungkap pengusaha yang sekaligus menjadi Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Semarang.
Namun, Kadin Kota Semarang belum pernah menghitung potensi kerugian akibat banjir. Yang terang, Arnaz menilai banyak sektor industri menderita kerugian akibat banjir dan rob.
Di sektor properti, pengusaha merugi akibat lahannya longsor. Lalu, harga pangan dalam tren naik. Industri pariwisata pun terkena dampak negatifnya.
Padahal, Kota Semarang telah didesain sebagai kota pariwisata mulai tahun 2016. Strategi ini sempat berhasil, dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai level tertinggi sebanyak 7.305.559 orang pada tahun 2019.
Namun, pasca pandemi Covid-19, jumlah wisatawan di Kota Semarang tak pernah lagi mencapai angka 7 juta. Pencapaian terbaik adalah tahun 2023 sebanyak 6.492.875 wisatawan. "Kota Semarang sudah jarang event-event yang bisa mengundang wisatawan," kata Arnaz.
Menurut Arnaz, selain faktor banjir, penurunan wisatawan juga akibat perubahan iklim yang menyebabkan cuaca susah diprediksi. "Teman-teman pengusaha event organizer sudah mengeluhkan hal ini, cuaca yang diprediksi terang, tapi tiba-tiba hujan deras," ujar Arnaz.
Arnaz mengakui, masalah banjir dan rob di Semarang bukanlah masalah mudah. Pasalnya, banjir dan rob sudah berlangsung sejak bertahun-tahun yang lalu. Meski demikian, ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Semarang ini menilai, butuh komitmen kuat dari kepala daerah untuk mengatasi masalah banjir.
Kepala daerah Kota Semarang harus memperbanyak pompa air untuk menyedot air banjir dan rob. "Ketinggian daratan sebagian Kota Semarang ini sudah di bawah air laut. Manajemen air yang tepat serta peningkatan jumlah pompa air adalah kunci ketahanan Kota Semarang dari ancaman banjir dan rob," terang Arnaz.
Baca Juga: Cara Buat Paspor Secara online, Biaya Bikin Paspor Resmi Naik Mulai Desember 2024