Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Meskipun saat ini e-commerce baru menguasai 7% pasar ritel di Indonesia.
"Jadi semakin banyak pilihan, persaingan juga semakin kompetitif dan sengit," kata Bima kepada Kontan, Kamis (2/2).
Biaya pengeluaran yang membengkak juga menjadi penyebab hypermarket semakin tertekan.
Sebab pengeluaran biaya operasional tidak sebanding dengan pendapatan yang masuk.
Agar mampu bertahan, Bima mengatakan hypermarket harus memberikan inovasi baik dari segi penjualan maupun permodalan.
Baca Juga: Aprindo sebut hipermarket masih miliki prospek positif untuk ke depannya
Bima juga mengatakan perusahaan pengelola hypermarket bisa mencoba sistem yang dilakukan perusahaan ritel modern seperti Indomaret dan lainnya.
Dimana ritel modern yang masih eksis ini memiliki gedung yang tidak besar tapi memiliki banyak gerai dan menyebar luar. "Tentunya harus ada pembedanya dengan toko ritel modern lainnya," saran Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News