Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BOGOR. Kementerian Pertanian (Kemtan) melakukan program penyaluran 6.000 ekor sapi indukan kepada peternak-peternak daerah.
Program ini ditargetkan akan rampung di akhir tahun 2018, namun sejauh ini dari 6.000 ekor sapi yang ditargetkan di salurkan tahun ini, masih 1.125 yang baru tersalurkan karena terkendala dalam karantina dan seleksi di Australia.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kemtan Banun Harpini menyebutkan, sejauh ini tidak ada informasi yang menyebut bahwa sapi-sapi tersebut mengalami kendala. Bahka ia menyebut bahwa sejauh ini sapi-sapi sedang dalam perjalanan menuju Indonesia.
“Mengenai sapi indukan kami baru mendengar bahwa ada masalah, kalau memng ada pasti secapat mungkin diselesaikan. Bahwa yang sudah masuk saat ini dari Cilacap dan juga dari Lampung sekarang lagi on going,” ungkap Banun, Senin (20/11).
Menurut Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan, Sugiyono proses distribusi dilakukan di tiga UPT yakni Baturaden, Maros dan Sembawa. Dari 1.227 di UPT (Unit Pelaksana Tenis) Baturaden sudah terealisasi 1.225 di UPT tersebut.
Sapi-sapi ini juga sudah didistribusikan ke penerima maanfaat di 5 provinsi. Saat ini yang sedang dalam proses perjalanan adalah pengadaan di UPT Sembawa dan UPT Maros.
“Pengadaan indukan impor BPTU Sembawa, 1.430 ekor. Proses PSi (Pre Shipment Inspection ) sudah dilakukan. Direncanakan akhir bulan November dan awal Bulan Desember 2018 akan di distribusikan ke penerima manfaat di 10 provinsi melalui Pelabuhan masuk Belawan dan Pelabuhan Panjang,” ungkapnya.
Sugiyono menambahkan bahwa pengadaan indukan impor BBVET Maros di targetkan sebanyak 3.300 ekor. Progres saat ini, sudah pelaksanaan kontrak dan PSi direncanakan pada minggu ke 2 sampai dengan minggu 3 November 2018.
“Direncanakan pada minggu pertama Desember akan didistribusikan ke penerima manfaat ke 9 provinsi,” ungkapnya.
Di sisi lain, Banun juga menyebutkan bahwa sejauh ini Kementerian Pertanian melakukan upaya-upaya dalam mempersiapkan sapi-sapi indukan yang akan masuk. Ini termasuk kesiapan SDM dan juga kesiapan lokasi baik kandang dan lahan.
“Ini terus-menerus kami intensifkan di wilayah-wilayah yang akan terima sapi indukan itu. Dan sapi asal Australia ini kan berbeda dengan sapi lokal. Sehingga kita memastikan bahwa kadang-kadang harus cukup kuat konstruksinya,” jelasnya.
Kandang ini harus memenuhi standar Animal Welfare. Selain itu Banun menjelaskan bawha pelatihan juga dilakukan kepada SDM . Ia optimistis target 6.000 sapi indukan akan tercapai hingga akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News