Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barata Indonesia (Persero) memproyeksikan pendapatan dari sektor listrik akan meningkat pada tahun ini.
Silmy Karim, PT Direktur Utama Barata Indonesia (Persero) menjelaskan sektor listrik akan menyumbang nilai proyek untuk Barata sebesar Rp 2 triliun. Nilai kontrak proyek listrik tersebut meningkat dari periode tahun lalu sebesar Rp 500 miliar. "Ini proyek pembangkit baru, service maintenance dan juga komponen," kata Silmy kepada Kontan.co.id, Selasa (17/4).
Pada sektor energi misalnya, Barata mendapat mitra dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Indonesia Power, Siemens dan juga proyek-proyek BUMN lainnya dalam proyek pembangkit listrik.
Nilai proyek yang besar tersebut bahkan menaikkan target proyek keseluruhan dari Barata. Awalnya Barata menargetkan pendapatan sebanyak Rp 4 triliun sepanjang tahun ini. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi perolehan kontrak baru sepanjang tahun lalu yang sebesar Rp 3,2 triliun. "Saya baru naikkan menjadi Rp 5 triliun. Di kuartal I-2018 kami sudah meraup Rp 1 triliun," tambah Silmy.
Barata juga sudah mengantongi proyek engineering serta konstruksi minyak dan gas (migas) dari PT Pertamina (Persero). Proyek tersebut baik untuk hilir maupun hulu migas. Mitra bisnis Barata yang lain, yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, PTPN XI dan perusahaan swasta. Adapun di tahun ini Barata membidik peluang ekspor komponen ke Amerika Serikat, Rusia dan negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News