kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.333   15,00   0,09%
  • IDX 7.887   -3,63   -0,05%
  • KOMPAS100 1.109   -1,92   -0,17%
  • LQ45 828   -1,13   -0,14%
  • ISSI 265   -0,26   -0,10%
  • IDX30 428   -0,57   -0,13%
  • IDXHIDIV20 496   0,10   0,02%
  • IDX80 124   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 131   0,32   0,25%
  • IDXQ30 138   -0,30   -0,21%

Perusahaan Asal Batang Ekspor Sepatu Converse ke AS, Bukti Kuatnya Industri Alas Kaki


Jumat, 22 Agustus 2025 / 07:10 WIB
Perusahaan Asal Batang Ekspor Sepatu Converse ke AS, Bukti Kuatnya Industri Alas Kaki
ILUSTRASI. Nike Inc. membuktikan komitmen investasinya dengan melakukan ekspor sepatu merek Converse yang diproduksi oleh industri alas kaki di Batang, Jawa Tengah. Ekspor sepatu dari PT Yih Quan senilai USD 100.000 ke Amerika Serikat dan senilai USD 60.000 ke Australia tersebut dilepas oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Kawasan Industri Terpadu Batang, Kamis (21/8).


Reporter: Sri Sayekti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu merek besar alas kaki, yakni Nike Inc. membuktikan komitmen investasinya dengan melakukan ekspor sepatu merek Converse yang diproduksi oleh industri alas kaki di Batang, Jawa Tengah.

Ekspor sepatu dari PT Yih Quan senilai USD 100.000 ke Amerika Serikat dan senilai USD 60.000 ke Australia tersebut dilepas oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Kawasan Industri Terpadu Batang, Kamis (21/8). “Ekspor ini merupakan momentum yang menjadi bukti nyata kekuatan ekosistem industri alas kaki Indonesia, yang didukung oleh kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, kawasan industri Batang, asosiasi APRISINDO, dan buyer global seperti Nike,” tegas Menperin.

Ia melanjutkan, sinergi ini memastikan bahwa industri alas kaki Indonesia tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperkuat inklusi sosial, serta menjawab tuntutan keberlanjutan pasar global.

Industri alas kaki merupakan salah satu subsektor unggulan yang berperan besar menyediakan lapangan kerja dan menghasilkan devisa. Pada Triwulan II tahun 2025, industri kulit dan alas kaki tumbuh 8,31% (y-on-y), jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12%. Hingga Februari 2025, industri ini telah menyerap 921 ribu tenaga kerja, meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Industri Alas Kaki Tarik Investasi Rp 8 Triliun dari 12 Perusahaan Asing

Sepanjang Januari-Agustus 2025, tercatat masuknya investasi sejumlah 18 perusahaan skala besar di sektor alas kaki dengan nilai Rp10 triliun, menambah kapasitas produksi sebesar 73,4 juta pasang sepatu dan hampir 250 juta pasang komponen alas kaki, sekaligus menciptakan lebih dari 100 ribu lapangan kerja baru.

“Ekspor industri alas kaki juga menunjukkan tren positif, mencapai USD3,77 Miliar pada Januari–Juni 2025, atau tumbuh 13,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Saat ini, kita juga menempati posisi ke-6 eksportir alas kaki dunia dengan pangsa pasar hampir 4% global,” jelas Menperin.

Di tengah tantangan tarif dan non-tarif yang dihadapi saat ini, tujuan ekspor terbesar industri alas kaki Indonesia adalah Amerika Serikat, disusul Uni Eropa, dan sejumlah negara non-tradisional yang terus berkembang. Dengan keberhasilan Pemerintah menurunkan tarif resiprokal ekspor alas kaki Indonesia ke Amerika Serikat dari 32% menjadi 19%, merupakan yang terendah dibandingkan beberapa negara ASEAN lain, terbuka peluang strategis untuk semakin memperkuat daya saing ekspor produk Indonesia. Selain itu, Menperin juga tengah melakukan perundingan dengan Uni Eropa dan Peru untuk membuka pasar yang lebih luas bagi sektor padat karya seperti industri alas kaki.

Baca Juga: Alas Kaki UMKM Surabaya Tembus ke Kuwait, Total Nilai Ekspor Mencapai US$ 38.000

Ekspor sepatu Converse ke Amerika Serikat juga menjadi simbol penting dari keberlanjutan ekspor besar ke pasar Amerika Serikat yang tahun lalu mencapai USD 1,03 miliar, atau hampir 50% dari total ekspor alas kaki Indonesia ke Amerika Serikat. Ekspor kali ini dilakukan oleh Nike Inc. sebagai pemegang merek yang bekerja sama dengan 50 pabrik di Indonesia, 20 di antaranya pabrik alas kaki. Tahun lalu, Nike Inc. berhasil mengekspor lebih dari 200 juta pasang sepatu Nike, Converse, dan Jordan ke pasar global.

“Atas nama Pemerintah Republik Indonesia, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada manajemen PT Yih Quan Footwear Indonesia, serta kepada Nike Inc. yang selama lebih dari tiga dekade telah menjadi mitra strategis industri alas kaki Indonesia,” ujar Menperin dalam kesempatan tersebut. Ia berharap capaian ini bisa menginspirasi pelaku industri alas kaki lainnya untuk terus berinovasi, menjaga kualitas, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor alas kaki dunia.

Kementerian Perindustrian terus mendukung pengembangan industri alas kaki nasional melalui langkah-langkah strategis, meliputi penciptaan iklim usaha yang kondusif, dukungan investasi dan perkuatan kawasan industri, juga perluasan akses pasar non-tradisional. 

Baca Juga: Tantangan dan Risiko Arus Impor AS ke Industri Alas Kaki

“Kami juga mendorong negosiasi perjanjian perdagangan yang berkeadilan dan mendukung peningkatan standar keberlanjutan dan green industry,” jelas Agus.

Lebih lanjut, pengembangan industri alas kaki nasional memerlukan dukungan dan sinergi pemerintah lintas kementerian. Saat ini industri alas kaki dapat memanfaatkan program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) yang ditujukan bagi pelaku usaha di sektor industri padat karya tertentu yaitu pakaian jadi, tekstil, furnitur, kulit dan alas kaki, makanan dan minuman, serta mainan anak.

Skema KIPK menawarkan kredit atau pembiayaan dengan plafon di atas Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar untuk mendukung kebutuhan pembiayaan pada revitalisasi mesin untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri dengan subsidi bunga/margin sebesar 5 persen.

Untuk mendukung penyaluran penerima program KIPK, Kemenperin telah menetapkan Permenperin Nomor 34 Tahun 2025 tentang Kriteria Penerima KIPK, diantaranya yaitu memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), akun Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), dan mempekerjakan minimal 50 tenaga kerja selama minimal satu tahun terakhir.

“Saat ini berdasarkan data SIINAS, terdapat 3.796 pelaku industri yang memenuhi persyaratan memanfaatkan skema KIPK. Kami berharap pelaku industri padat karya, termasuk industri alas kaki dapat mengoptimalkan subsidi pemerintah ini untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas,” ucap Menperin.

Baca Juga: Bebas Bea Masuk, Ekspor Alas Kaki RI ke Eropa Berpeluang Tumbuh 20%

Selanjutnya: Saham MGLV, BWPT, dan UANG Disuspensi BEI, Ini Rekomendasi dari Analis

Menarik Dibaca: Promo A&W Weekend Deals 22-24 Agustus, Beli Paket Ayam Hemat Gratis Burger Jumbo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×